13 Dampak Psikologis Anak Dibesarkan Tanpa Sosok Ayah

Ilustrasi anak.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Kehadiran ayah sama pentingnya dengan ibu dalam masa tumbuh kembang anak. Namun, karena situasi atau kejadian tertentu, seorang bisa kehilangan ayahnya.

Berbagai penelitian membuktikan bahwa seorang anak yang dekat dengan ayahnya memiliki kondisi mental yang baik. Begitu pula dengan nilai akademis yang lebih baik dibandingkan anak yang tidak dekat dengan ayah.

Tanpa adanya sosok ayah, anak memiliki kondisi mental yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal dalam keluarga harmonis dan orangtua lengkap. Dilansir dari laman Psychology Today, berikut beberapa dampak psikologis anak yang dibesarkan tanpa figur ayah.

Kesulitan mengelola emosi dan konsep diri yang berkurang

Anak-anak secara konsisten melaporkan perasaan ditinggalkan ketika ayah mereka tidak terlibat dalam kehidupan mereka. Mereka juga sering berjuang dengan emosi dan rasa benci pada diri sendiri.

Ini biasanya terjadi pada kasus perceraian di mana ayah pergi begitu saja dan tidak turut terlibat dalam pengasuhan. Anak merasa mendapat penolakan dari orang yang paling dekat dengannya sehingga ia pun kemudian membenci dirinya sendiri.

Ilustrasi Pencabulan anak

Photo :
  • pixabay

Masalah perilaku

Anak-anak yang tidak memiliki sosok ayah memiliki lebih banyak kesulitan dengan penyesuaian sosial, kesulitan berteman dan masalah perilaku yang nyata. Mereka juga sering menjadi sombong dan mengintimidasi anak-anak lain dalam upaya menyamarkan ketakutan, kebencian, kecemasan dan ketidakbahagiaan yang mereka rasakan.

Prestasi akademik buruk

Anak yang tidak memiliki figur ayah lebih banyak mengalami putus sekolah menegah. Selain itu, mereka memiliki lebih banyak masalah akademis, seperti nilai buruk pada tes membaca, matematika dan keterampilan berpikir.

Banyak anak tanpa ayah juga yang membolos dari sekolah, dikeluarkan dari sekolah dan lebih mungkin untuk putus sekolah pada usia 16 tahun. Juga lebih kecil kemungkinannya untuk mencapai kualifikasi akademik dan profesional di masa dewasa.

Kenakalan dan kejahatan

Anak-anak yatim lebih mungkin untuk masuk penjara di masa dewasa muda, bahkan 85 pemuda di penjara tidak memiliki ayah. Mereka umumnya melakukan kenakalan dan kejahatan untuk mencari perhatian. Di samping itu juga karena mereka tidak memahami aturan dan kontrol sosial karena tidak ada yang menuntun mereka untuk memahaminya.

ilustrasi anak.

Photo :
  • Freepik

Pergaulan bebas dan kehamilan remaja

Hidup tanpa ayah membuat anak-anak berisiko mengalami masalah kesehatan seksual. Termasuk kemungkinan lebih besar melakukan hubungan seksual sebelum usia 16 tahun, tidak menggunakan kontrasepsi selama hubungan pertama, dan tertular infeksi menular seksua.

Banyak juga anak perempuan yang menunjukkan mereka butuh sosok laki-laki dalam hidup mereka. Hal itu membuat mereka jadi rentan terhadap eksploitasi oleh laki-laki dewasa di sekeliling mereka.

Penyalahgunaan narkoba dan alkohol

Tidak adanya sosok ayah membuat anak lebih mungkin untuk merokok, minum alkohol dan menyalahgunakan narkoba di masa anak-anak hingga dewasa. Mereka melakukannya karena keinginan besar untuk mencari tahu sesuatu yang baru tanpa adanya bimbingan mengenai mana yang baik dan buruk.

Masih ada beberapa dampak lain anak yang dibesarkan tanpa figur ayah. Baca selengkapnya di tautan ini.