Kelebihan Konsumsi Gula Picu Anak Hiperaktif, Ini Faktanya

Ilustrasi gula
Sumber :
  • Pixabay/955169

VIVA – Mengonsumsi gula memang memberi rasa manis dan nikmat di lidah, namun juga memicu adiksi khususnya pada anak-anak. Tak sedikit orangtua yang memberikan asupan gula berlebih sehingga dikaitkan dengan sikap anak yang hiperaktif. Bagaimana faktanya?

Spesialis Gizi Klinik, dr. Putri Sakti, M.Gizi, Sp.GK, AIFOK mengungkapkan, banyak jenis makanan yang mengandung gula di dalamnya dan bukan pada makanan atau minuman manis saja. Akan tetapi, gula sebenarnya dibutuhkan untuk menambah tenaga si kecil asal takarannya pas. Jika berlebihan pun, tak berkaitan dengan sikap hiperaktif.  

"Hiperaktif itu suatu kondisi khusus, misalkan kayak ADHD (gangguan hiperaktivitas dan pemusatan perhatian). Tidak ada kaitannya (hiperaktif) dengan asupan gula," ujar dokter Putri Sakti dikutip dari siaran pers Milo Less Sugar, Selasa, 16 November 2021.

Lebih dalam, dokter Putri menyebut kelebihan asupan gula mungkin lebih berkaitan dengan kondisi sugar rush. Artinya, energi anak akan meningkat drastis seiring peningkatan gula dari makanan atau minuman tinggi gula. Tandanya mencakup rasa semangat yang ditunjukkan anak usai mengonsumsi asupan gizi tersebut.

Ilustrasi ibu dan anak/parenting.

Photo :
  • Freepik/lookstudio

"Tapi bukan berarti menjadi hiperaktif. Jangka panjangnya bisa mengganggu tumbuh kembang anak. Tentu ini tidak diinginkan, apalagi (bila mengganggu) kognitif," kata dokter Putri.

Terlebih, asupan tinggi gula itu memicu kebutuhan nutrisi tak seimbang pada anak. Dalam jangka panjang, tentu bisa berdampak pada gangguan tumbuh kembang baik itu menjadi terlalu kurus maupun obesitas.

"Tinggi kalori tapi secara nutrisi dia tidak seimbang. Tentunya secara tidak langusng dalam jangka panjang hal ini akan menganggu sekali ke arah tumbuh kembang anak. Apalagi masa pandemi, geraknya kurang aktif di rumah, tapi asupannya tinggi gula" imbuh dokter Putri.

Bahaya lainnya yang mengintai apabila berlebihan mengonsumsi gula adalah gigi yang rusak. Kerusakan enamel gigi kerap memicu anak menjadi keropos dan berakhir dengan pola makan buruk.