Bayi Hingga Ibu Hamil Terpapar BPA, Ini Kata BPOM

Ilustrasi ibu hamil
Sumber :
  • pixabay

VIVA – Bisphenol A atau BPA menjadi bahan perbincangan lantaran dinilai dapat memicu dampak kesehatan akibat paparannya ke tubuh. BPA sendiri merupakan salah satu zat kimia yang menjadi bahan dasar pembuatan produk plastik.

BPA ditemukan dalam plastik polikarbonat dan resin epoksi. Plastik polikarbonat sering digunakan dalam wadah yang menyimpan makanan dan minuman, seperti botol air yang kerap digunakan masyarakat.

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan Badan POM Rita Endang menyebut bahwa pihaknya telah melakukan kajian paparan terhadap BPA dalam Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). Tinjauan dilakukan untuk melihat risiko BPA dalam AMDK dan menilai kembali batas maksimal migrasi BPA untuk mencapai Policy Brief.

“Kami melihat perlu adanya review batasan migrasi yang dilakukan dengan menguji kandungan BPA, menghitung paparannya, untuk mengetahui apakah masih dalam batas aman atau tidak,” ujarnya dalam acara virtual bersama YLKI bertajuk Keamanan Kemasan Bahan Pangan Berbahan Baku Plastik yang Mengandung Unsur BPA, baru-baru ini.

Untuk kajian BPA dalam AMDK pun mengacu pada European Food Safety Authority (EFSA). BPOM menetapkan kajiannya dalam batas maksimal yang menjadi standar menurut EFSA adalah 4 mikogram/kilogram berat badan/hari.

Dari data yang ada, Rita menjelaskan adanya paparan BPA dalam AMDK terhadap masyarakat di berbagai kalangan mulai dari usia bayi dan anak-anak, pria dewasa, serta ibu hamil. Namun, hasilnya masih dinyatakan aman dari paparan BPA.

Rita merinci bahwa paparan BPA pada konsumen bayi dan anak sebesar 7 persen serta 6,1 persen. Sementara migrasi BPA yang ada pada konsumen pria dewasa sebesar 2,9 persen dan ibu hamil sebesar 3,3 persen.

“Dari data ini terlihat persentase paparannya masih sangat kecil. Jadi, paparan BPA di Indonesia masih aman,” tutur Rita.