76 Persen Kematian Ibu Terjadi saat Persalinan
- U-Report
VIVA – Perjuangan para ibu untuk bisa melahirkan buah hatinya tentu patut diapresiasi. Sayangnya dalam data terbaru Kementerian Kesehatan RI, kematian ibu saat momen persalinan kian meningkat hingga 76 persen.
"76 persen ibu yang meninggal itu ya pada saat melahirkan atau persalinan dan tentunya juga pasca-persalinan," ujar Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes Prof. dr. Abdul Kadir, Ph.D, Sp. THT-KL (K), MARS, dalam acara virtual World Patient Safety Day, pada Selasa, 14 September 2021.
Ada pun tingkat kematian ibu yang masih tinggi ini menjadi fokus pemerintah, khususnya di masa pandemi. Untuk itu, Prof Kadir menilai pentingnya pelayanan rumah sakit secara jeli bagi pasien ibu hamil dan melahirkan.
"Kita sudah mengeluarkan panduan pelayanan pasien esensial atau pasien non COVID-19 di masa pandemi ini. Jadi memang di rumah sakit itu kita wajibkan untuk melakukan pemisahan,” kata Prof. Kadir.
Menurutnya, ada tiga penyebab dari kematian ibu yang kerap diabaikan. Bagi ibu saat persalinan, paling sering berujung pada kematian akibat pendarahan (65 persen), ruptur uterus (14 persen), dan hipertensi (11 persen).
"Ada juga yang meninggal karena darah tinggi atau eklamsia sehingga dia mengalami kejang-kejang pada saat hamil, kemudian ada penyakit-penyakit penyerta seperti jantung atu diabetes," tuturnya.
Lebih dalam, Prof Kadir menuturkan beberapa pemicu kematian saat masa kehamilan yakni sepsi sebesar 32 persen dan hipertensi 24 persen. Untuk penyebab lainnya seperti komplikasi hingga abortus mencapai 28 persen.
Tak hanya itu, kematian pasca-persalinan pun rentan terjadi akibat beberapa hal seperti sepsis (26 persen), pendarahan (15 persen), dan lain-lain (abortus, komplikasi obstertik, penyakit komplikasi obstertik 29 persen). Untuk mencegahnya, Prof Kadir mengimbau agar para ibu tak khawatir konsultasi ke fasilitas kesehatan di masa pandemi ini.
"Jadi untuk menurunkan risiko kematian ibu dan bayi, kami harapkan semua ibu yang melahirkan harus melahirkan di fasilitas kesehatan, oleh karena itu akses kesehatan harus ditingkatkan," kata dia.