Syarat Aman Ibu Positif COVID-19 Menyusui Bayi

Ibu menyusui
Sumber :
  • Dokumentasi

VIVA – Kondisi pandemi di Indonesia yang masih belum terkendali mengakibatkan semakin banyaknya ditemukan ibu menyusui yang terinfeksi COVID-19. Kondisi tersebut pun memunculkan dilema, haruskah kegiatan menyusui diteruskan atau dihentikan? Adakah risiko si kecil dapat tertular COVID-19 dari sang ibu akibat proses menyusui?

Efek perlindungan ASI sangat kuat dalam melawan infeksi penyakit melalui peningkatan daya tahan tubuh bayi. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa terdapat antibodi COVID-19 yang mengalir dalam ASI. Sampai saat ini, belum ada bukti penularan COVID-19 secara langsung dari ibu kepada anaknya melalui ASI, dan hanya antibodinya yang ditemukan dalam ASI. 

"Karenanya, ibu positif COVID-19 tetap disarankan untuk memberikan ASI pada bayinya," ujar Dokter Umum Konselor Laktasi RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, dr. Nia Wulan Sari, CIMI, dalam keterangan persnya.

Dijelaskan dokter Nia bahwa proses menyusui bisa tetap dilanjutkan dengan catatan ibu tidak memiliki gejala, atau hanya bergejala ringan saja, dan mampu menyusui. Hal ini juga dilakukan untuk memelihara interaksi (skin to skin contact) antara ibu dan bayi. 

Apabila ibu mengalami gejala COVID-19 yang sedang hingga berat hingga menyulitkan pemberian ASI, bayi dapat diberikan donor ASI perah (ASIP) atau ASI donor yang sudah di-screening sesuai persyaratan untuk memastikan higienitas ASIP dari penyakit menular.

"Pemberian ASIP dapat dilakukan menggunakan media seperti cup feeder, sendok, atau pipet agar meminimalisir bayi mengalami bingung puting," pesannya.

Patuhi protokol kesehatan saat menyusui

Ibu yang positif COVID-19 dan tetap ingin memberikan ASI kepada bayinya harus mempraktikkan prosedur pencegahan penularan infeksi yang ketat.  Selalu cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah kontak dengan bayi.

Juga, rutin membersihkan benda-benda yang disentuh ibu dengan disinfektan. Tak boleh terlupakan untuk gunakan masker dengan rapat menutupi hidung, mulut, dan dagu.

"Serta hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut ketika menyusui si kecil," ujarnya.

Apabila ibu khawatir si kecil tertular COVID-19 akibat kegiatan menyusui, cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan ASIP pada si kecil. Pastikan sang ibu juga menerapkan protokol kesehatan yang ketat ketika memerah ASI.

Amankah konsumsi obat terapi COVID-19?

Sebagian besar obat-obatan dan vitamin aman untuk dikonsumsi oleh ibu menyusui. Obat seperti oseltamivir dan favipiravir dalam bentuk terhidroksilasi memang ditemukan terdistribusi dalam ASI. Namun, metabolit aktif oseltamivir hanya terdeteksi pada ASI dalam jumlah minimal.

"Oseltamivir dapat digunakan pada ibu menyusui apabila potensi manfaat yang didapat oleh ibu melebihi potensi risiko paparan obat terhadap bayi," katanya.

Sementara, belum ada penelitian lebih lanjut terkait penggunaan favipiravir pada manusia yang melibatkan wanita hamil dan menyusui. Karenanya, penggunaan favipiravir tidak dianjurkan pada ibu menyusui.

"Masih belum diketahui apakah metabolit acetylcysteine berada di dalam ASI, sehingga penggunaan untuk ibu menyusui harus mempertimbangkan dengan matang manfaat dan risikonya. Sebaiknya, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter untuk mempertimbangkan manfaat dan efek samping sebelum ibu menyusui mengonsumsi obat-obatan tersebut," tuturnya.

Daya tahan tubuh bayi yang baru lahir memang belum terbentuk sempurna, karenanya bayi masih memerlukan ASI sebagai nutrisi penting pertamanya. Ibu menyusui dan bayi juga sebaiknya mengurangi kegiatan di luar rumah guna menghindari tertular virus COVID-19.

Dukungan dan perlindungan dari keluarga dan tenaga kesehatan untuk ibu menyusui dapat menyukseskan pemberian ASI eksklusif, demi mengoptimalkan kesehatan si kecil di masa pandemi.

"Ingat, banyaknya manfaat menyusui jauh melebihi potensi risiko penularan dan penyakit yang terkait dengan COVID-19," katanya.