3 Langkah Penting Penanganan Luka Agar Si Kecil Tak Trauma

Anak terjatuh mengalami luka hingga berdarah.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Menurut World Health Organization (WHO), terjatuh merupakan salah satu kecelakaan yang paling sering dialami oleh anak-anak. Masa pandemi seperti saat ini membuat anak menghabiskan sebagian besar waktunya di rumah. Oleh karena itu, risiko terjadinya luka saat mereka di rumah pun menjadi semakin meningkat. 

Sementara itu, masih banyak orangtua di Indonesia yang belum memahami pentingnya memberikan penanganan luka yang tepat bagi anak. Jika tidak ditangani dengan baik, luka yang terjadi akibat terjatuh dapat menimbulkan infeksi, bahkan menyebabkan trauma yang dapat menghambat anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. 

Menurut Marketing Director Hansaplast, Dr. Christopher Vierhaus, bahwa luka sekecil apapun, dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, terutama bila tidak ditangani dengan baik karena berisiko menyebabkan infeksi berlanjut dan trauma pada anak. Memahami pentingnya bagi orangtua untuk mengetahui tata cara penanganan luka pada anak.

"Selain menghadirkan teknologi Bacteria Shield, Hansaplast juga mengadakan program Anak Siaga Hansaplast yang mengemas edukasi mengenai luka dengan cara yang seru dan menyenangkan untuk diikuti bersama antara orangtua dan anak," ujarnya dalam acara virtual, beberapa waktu lalu.

Agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, selain kebebasan untuk bermain dan bereksplorasi, anak juga memiliki hak untuk mendapatkan perlindungan dari orangtua. Dokter Spesialis Anak, dr. Mesty Ariotedjo, Sp.A setuju bahwa masa pandemi ini memberikan kesempatan kepada orangtua untuk bisa terlibat lebih aktif dalam kegiatan eksplorasi anak yang penting bagi tumbuh kembangnya. 

"Orangtua perlu tahu bahwa anak membutuhkan kebebasan dalam bermain dan bereksplorasi karena aktivitas tersebut dapat menstimulasi kreativitas dan kemampuan motorik anak," kata dia.

Selain memberikan kebebasan, sebagai pelindung bagi anak-anaknya, orangtua juga perlu memastikan keamanan lingkungan tempat anak bermain serta memiliki pemahaman yang baik mengenai luka.

Karena masih banyak orangtua yang belum tahu bahwa setiap jenis luka membutuhkan perawatan yang berbeda dan perawatan luka yang tidak tepat dapat meningkatkan risiko infeksi berlanjut.

"Bahkan trauma yang dapat memengaruhi tumbuh kembang anak," ujarnya.

Lebih lanjut dr Mesty memberikan contoh trauma yang mungkin dialami oleh anak yaitu memiliki rasa takut dan kekhawatiran yang lebih tinggi dibanding anak lain karena ia memiliki memori yang tidak menyenangkan saat terluka dulu.

Karenanya penting bagi orangtua dan anak untuk mengenal jenis luka untuk mengetahui langkah perawatan seperti apa yang sebaiknya dilakukan. Berikut ini 3 (tiga) langkah mudah pertolongan pertama yang dapat diikuti orang tua saat anak mengalami luka ringan di rumah:

Bersihkan: Bersihkan luka dari kotoran untuk mencegah infeksi. Gunakan Hansaplast Spray Antiseptik yang dilengkapi Polyhexamethylene (PHMB) yang dapat mengobati luka tanpa rasa perih.

Lindungi: Lindungi luka dari kotoran dan bakteri untuk mencegah infeksi. Gunakan Plester Hansaplast dengan Bacteria Shield yang telah teruji secara klinis dapat melindungi luka dari kotoran dan bakteri penyebab infeksi.

Sembuhkan: Setelah luka mulai mengering, rawat luka dengan Hansaplast Salep Luka untuk mencegah bekas luka.