Jaga Pertumbuhan Tulang Si Kecil, Coba 3 Jenis Olahraga Ini di Rumah
- pixabay/ skezee
VIVA – Pandemi COVID-19 berdampak pada minimnya sosialisasi dan bermain di luar ruangan bagi anak-anak. Padahal, anak yang aktif bergerak mampu menjaga perkembangan fisik dan mentalnya tetap baik di masa kritis ini.
Godaan permainan di gawai kerap membuat anak keasyikan berdiam diri tanpa banyak gerak. Orang tua dituntut kreatif selama anak menjalani kegiatan di rumah, termasuk dengan berolahraga dan aktif bergerak.
"Dari studi internal yang dilakukan Nestlé, usia 5-15 tahun merupakan periode pertumbuhan yang penting bagi anak, dimana anak akan mengalami perubahan fisik, kognitif dan sosial/karakter yang sangat pesat. Di periode ini, orang tua perlu memperhatikan asupan gizi yang tepat bagi anak dan mendukung anak untuk mencintai olahraga sejak dini demi menjaga kesehatan sekaligus meningkatkan daya tahan tubuhnya," ujar Nutrisionis Nestlé Indonesia, Eka Herdiana, dalam acara Milo Activ Academy, baru-baru ini.
Senada, menurut Sports Nutritionist, Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes, kurangnya aktivitas fisik anak akibat adanya pembatasan kegiatan di luar rumah juga menjadi tantangan lainnya yang dihadapi selama pandemi.
Orang tua berperan penting untuk memberikan nutrisi yang seimbang sekaligus terus memotivasi anak untuk bergerak aktif walaupun di rumah saja demi menjaga kesehatan tubuh dan mendukung tumbuh kembang anak yang optimal.
"Orang tua memperbolehkan anak main gadget tapi dengan batasan. Sisanya jangan biarkan anak sendiri, beri arahan. Paling mudah, aktivitas fisik karena variasi mainannya sangat banyak," ujar Rita.
Dengan olahraga, maka sistem metabolik di tubuh anak akan memproduksi hormon 'bahagia'. Rita menganjurkan agar mengkondisikan rutinitas kegiatan olahraga setelah main gadget, lalu sepakati kegiatan bersama untuk berolahraga sambil difasilitasi orang tua. Lantas, permainan apa yang kira-kira tepat dilakukan anak di rumah ya?
Rita menyarankan untuk membaginya dalam tiga unsur yakni, aerobik untuk kekuatan jantung, gerak untuk kekuatan tulang, serta menjaga kekuatan otot. Koordinasikan ketiga unsur itu, dan bisa sambil menyalakan musik agar mempermudah tiap gerakan.
"Contohnya untuk aerobik seperti senam dan jogging. Kalau di rumah, bisa dengan lari atau jalan di tempat. Untuk kekuatan tulang bisa dengan menendang bola, sambil di fasilitasi di rumah," kata dia.
Untuk kekuatan otot, juga biarkan anak berlatih melempar bola di area depan rumah. Rita menyebut, agar anak mau aktif bergerak dan berolahraga, langkah pertama adalah harus diberikan penjelasan akan manfaatnya.
"WHO Anjurkan olahraga 60 menit. Beri dulu penjelasan pada anak kenapa harus bergerak, jelaskan juga apa yang nanti terjadi pada pertumbuhannya, karena ini bagian dari perilaku anak," tuturnya.
Selanjutnya, fasilitasi tempat dengan membenahi ruangan agar sedikit terasa lapang untuk bergerak. Kondisikan juga jam untuk berolahraga agar bisa masuk sebagai rutinitas sehingga terasa menjadi sebuah kebutuhan.
"Cari tahu juga, anak sukanya yang mana, lalu kita beri contoh gerakannya. Beri pujian dan konsistensi, setelah itu anak akan merasakan bahwa tubuhnya butuh olahraga. Kuncinya, orang tua harus terlibat," kata Rita.
Peran orang tua
Hal serupa disampaikan Business Executive Officer Beverages Business Unit PT Nestlé Indonesia, Mirna Tri Handayani bahwa peran orang tua untuk mendampingi anak selama beraktivitas di rumah adalah kunci utama di masa tumbuh kembangnya. Ia berharap, melalui program MILO ACTIV Academy, semakin banyak keluarga Indonesia yang termotivasi untuk menjalankan gaya hidup sehat dan aktif meskipun hanya di rumah saja.
"Paling penting memang pendampingan. Program ini dibuat oleh para ahli dan guru-guru olahraga jadi sudah sesuai pakem untuk teknik latihan dasar. Dengan aktivitas anak bareng keluarga hubungan semakin akrab. Ini juga solusi agar terjaga harmonisasi antar anggota keluarga," ujarnya.