Ini Lho Bedanya Depresi Pasca Melahirkan dan Baby Blues

Ilustrasi wanita/ibu dan bayi.
Sumber :
  • Freepik/senivpetro

VIVA – Pasca melahirkan, tak sedikit para wanita yang kesulitan beradaptasi dengan momen baru menjadi seorang ibu. Kondisi stres hingga depresi biasanya menjadi masalah utama pada ibu yang baru melahirkan.

Stres usai melahirkan bisa dipicu banyak sebab, seperti sulit menyusui hingga belum menerima keadaan barunya. Ini bisa membuat kondisi seperti baby blues hingga depresi pasca melahirkan mengintai.

Namun tidak sedikit dari masyarakat yang salah kaprah dan mengira bahwa Baby Blues dan Postpartum Depression (PPD, depresi pasca melahirkan) adalah gangguan yang sama. Padahal sebenarnya kedua gangguan tersebut berbeda.

Gejala-gejalanya memang serupa, akan tetapi baby blues merupakan gangguan yang lebih umum muncul dan dikategorikan lebih ringan. Baby blues juga dapat meningkatkan potensi kemunculan PPD hingga tiga kali lipat.

Lalu, bagaimana cara membedakan antara baby blues dan PPD?

Psikolog Dessy Ilsanty, M.Psi pun menjelaskan beberapa perbedaan antara baby blues dan PPD. Pertama, perbedaannya, kata dia, bisa dilihat dari masa intensitasnya.

“Kalau baby blues umumnya berlangsung beberapa minggu. Sementara kalau sudah sampai si anak setahun kok masih ada tanda-tanda demikian, hal itu sudah termasuk post partum depression dan harus berkonsultasi ke psikolog,” kata dia dalam acara Kampanye Anti Mom-Shaming oleh Hallo Bumil di Cipete Jakarta Selatan, Selasa, 15 Oktober 2019.

Di sisi lain, dokter spesialis kandungan dr. N.B. Donny A.M., Sp.OG menjelaskan ada beberapa faktor yang memengaruhi seorang ibu mengalami PPD. Salah satunya adalah karena faktor fisik berupa perubahan hormon estrogen dan testosteron yang tinggi saat kehamilan namun saat lahiran hormon tersebut mengalami penurunan.

“Selain itu penurunan hormon tiroid juga mempengaruhi mood seseorang,” kata dia.