Pria Sering Begadang Lebih Sulit Punya Anak, Kenapa?

Ilustrasi pria.
Sumber :
  • Freepik/yanalya

VIVA – Begadang hingga larut malam kerap menjadi sebuah kebiasaan bagi banyak pria. Mereka umumnya begadang untuk menonton pertandingan sepak bola, bermain game, atau sekadar menonton serial film.

Mulai sekarang kebiasaan buruk itu sebaiknya dikurangi dan juga dihilangkan. Ini karena kebiasaan begadang ternyata juga berpengaruh terhadap kualitas dan kesehatan sperma, lho. Demikian dilansir dari Daily Star, Selasa, 2 Juli 2019.

Sebuah studi dari Aarus University menunjukkan bahwa partisipan pria yang tidur setelah jam 10.30 malam memiliki jumlah sperma yang lebih rendah. Untuk itu, para peneliti mendesak para pasangan untuk tidur lebih banyak jika mereka ingin segera punya anak.

Pada studi kali ini, para peneliti Denmark melacak dampak tidur peserta, yang berusia rata-rata 34 tahun. Masing-masing pria diketahui tengah berusaha untuk punya anak pada saat itu. Tetapi beberapa merasa lebih sulit untuk punya anak daripada yang lain.

Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa 2,5 persen dari mereka yang tertidur sebelum jam 10.30 malam lebih mungkin untuk memiliki jumlah sperma yang sehat, dibandingkan dengan mereka yang tidur antara 11 malam dan 11.29 malam.

Mereka yang tidur dalam waktu yang lebih lama juga dianggap lebih subur. Peneliti mengungkapkan bahwa pria yang tidur antara tujuh setengah hingga delapan jam lebih mungkin memiliki sperma berkualitas baik. Sebagai perbandingan, mereka yang tidur kurang dari tujuh jam semalam memiliki kemungkinan enam kali lebih kecil untuk memiliki sperma normal.

"Alasannya bisa psikologis karena pria ang kurang tidur menderita stres di rumah dan itu bisa berdampak pada kesuburan," kata  Profesor Hans Jakob Ingerslev, yang ikut menulis penelitian ini.

Dr Raj Mathur, seorang konsultan ginekolog di Manchester University NHS Foundation Trust, juga ikut mengomentari penelitian ini. Dia mengatakan bahwa studi ini menunjukkan pria yang berusaha untuk punya anak harus tidur lebih awal dan mendapatkan waktu tidur yang layak.

“Mereka harus berpikir tentang apa yang membuat mereka tetap terjaga dan mencoba mengubah kebiasaan mereka, baik itu menonton Netflix atau mengirim email," kata dia. (nsa)