Inovasi Platform Digital untuk Memajukan Pendidikan Daerah Tertinggal

Ilustrasi sistem pendidikan dan perkembangan teknologi.
Sumber :
  • Pinterest

VIVA – Selain ekonomi, masalah penting lain yang kerap dialami daerah tertinggal di Indonesia adalah kualitas pendidikan dan tenaga pengajar yang kurang. Menurut Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusia Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (Ditjen PDT), Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RI, Priyono, sampai saat ini masih ada 122 kabupaten yang masih diperjuangkan agar memiliki kualitas pendidikan yang lebih baik dan setara dengan daerah maju.

Priyono menambahkan, masih ada gap yang besar antara tenaga pendidik di daerah tertinggal dan maju. Karena itu, dibutuhkan terobosan berupa percepatan dan inovasi teknologi untuk mengimbangi perbedaan ini.

Untuk menjawab persoalan tersebut, Ditjen PDT bekerja sama dengan Zenius Education untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah tertinggal melalui inovasi dan teknologi. Mereka mencoba menjangkau hal-hal yang sebelumnya sulit, bahkan belum pernah dijangkau untuk mengembangkan literasi dan praktik digital di daerah tertinggal.

Hal tersebut dilakukan dengan platform yang diluncurkan Zenius Education, yakni Zenius Prestasi. Presiden Zenius Educatio Wisnu Subekti mengatakan, ini merupakan solusi pembelajaran yang tepat karena dengan teknologi 020 (Online to Offline), hasil belajar dalam kondisi tanpa internet tetap bisa disinkronisasi ketika mendapatkan koneksi internet.

Dengan fitur video belajar yang lengkap mengikuti perkembangan kurikulum, paket soal latihan dan ujian dengan komposisi Higher Order Thinking Skill (HOTS) dan Lower Order Thinking Skill (LOTS) yang proporsional, dan pemetaan kemampuan siswa dan prediksi rekomendasi belajar, platform ini dapat membantu siswa untuk belajar dan bahkan membantu daerah yang memiliki keterbatasan jumlah guru untuk memantau perkembangan belajar siswa.

"Zenius Prestasi menyediakan konten belajar yang melengkapi pelajaran yang diberikan di sekolah, membantu menyederhanakan proses ujian, dan mengurangi beban tugas-tugas administratif guru, sehingga para guru dapat fokus untuk melatih dan mengedukasi siswa," ujar Wisnu Subekti di Go Work Pacific Place, Jakarta, Selasa, 14 Mei 2019.

Proyek rintisan kerja sama antara Ditjen Pembangunan Daerah Tertinggal dengan Zenius Education dilakukan di Kabupaten Sambas, salah satu daerah tertinggal yang terletak pada bagian pantai barat paling utara dari wilayah provinsi Kalimantan Barat. Kabupaten Sambas merupakan daerah tertinggal yang berada di perbatasan antara Indonesia dan Malaysia, kawasan transmigrasi, rawan bencana tinggi, dan masuk dalam kriteria daerah 3T yaitu Terluar, Terpencil, dan Tertinggal.

Terdapat 15 sekolah di Kabupaten Sambas Kalimantan Barat yang menjadi tujuan implementasi kerja sama, di mana sekolah tersebut akan mendapatkan workshop dan pelatihan mengenai HOTS, literasi digital, dan cara menggunakan Zenius Prestasi.

Dari 15 sekolah yang menjadi target, Zenius memilih 10 sekolah yang akan menerima server untuk dapat mengakses Zenius Prestasi, sehingga meskipun tanpa akses internet, para siswa dapat tetap mengakses ribuan materi pelajaran dan soal.

Dengan demikian, proses pembelajaran dengan menggunakan platform tersebut tidak perlu harus bergantung pada kuantitas guru, dan diharapkan nantinya satu guru dapat mendampingi hingga tiga kelas sekaligus.

Wisnu berharap, platform ini dapat digunakan baik di daerah dengan infrastruktur terbatas maupun di kota modern yang memiliki infrastruktur lengkap. Melalui kerja sama ini, diharapkan pula Zenius Prestasi dapat diadopsi lebih luas lagi demi meningkatnya produktivitas dan kualitas mengajar guru, tidak hanya di daerah tertinggal tetapi juga di kota-kota besar.