Najelaa Shihab: Pendidikan Indonesia Sedang Gawat Darurat

Anak sekolah di Pulau Sumba NTT
Sumber :
  • Viva.co.id/Jujuk Erna

VIVA – Saat sejumlah negara telah mempersiapkan generasi mudanya untuk menyambut Revolusi Industri 4.0, Indonesia masih memiliki masalah dalam mengelola sumber daya manusia. Pendidikan Indonesia masih dihantui dengan fakta bahwa ada 13 juta anak yang tidak mengenyam pendidikan dan 187 ribu anak putus sekolah. 

Hal ini yang menurut, praktisi pendidikan dan pendiri Semua Murid Semua Guru (SMSG), Najelaa Shihab, dengan gawat darurat pendidikan di Indonesia. Sejak tahun 2014. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga telah mengidentifikasi Gawat Darurat Pendidikan Indonesia dengan beberapa parameter.

Najela mengungkapkan, masalah keterbatasan pendidikan umumnya berakar dari kemiskinan dan merupakan masalah yang sangat rumit karena terkait dengan masalah besar lain seperti kurangnya akses untuk asupan  makanan bergizi, kurangnya akses terhadap informasi, dan masalah besar lainnya. 

Ia tak memungkiri bahwa memang ada perbaikan akses di sejumlah daerah, tetapi saat berada di ruang kelas mereka dijejali informasi yang seharusnya mudah didapat dengan teknologi. Peningkatan kualitas belajar-mengajar saat ini, lanjut Najelaa, masih sebatas pada upaya pemenuhan tujuan yang terlalu rendah yaitu untuk meningkatkan pencapaian nilai ujian atau demi mengungkit data statistik di permukaan.

“Kualitas belum mempercakapkan kebutuhan asasi manusia, pengembangan individu yang utuh untuk menjawab kebutuhan abad 21, atau memupuk insan yang siap berkontribusi bagi dan dari negeri ini,"kata Najelaa dalam siaran pers yang diterima VIVA, Rabu 20 Februari 2019. 

Pemerataan yang diupayakan dalam kenyataannya kerap kekurangan sumber daya atau terjebak dalam sistem penganggaran. Lebih lanjut, Najelaa memberikan beberapa prinsip yang harus diimplementasikan dalam usaha memberdayakan pendidikan. 

Beberapa di antaranya, menciptakan proses belajar sepanjang hayat, memberdayakan semua pelaku dan peran; menghargai keberagaman; berkolaborasi secara terbuka; dan mempraktikkan standar baik.
 
“Berkaca pada gawat darurat pendidikan Indonesia, kita harus menyadari bahwa seluruh pemangku kepentingan harus berkontribusi, jangan saling menyalahkan, tapi harus bekerja sama dalam menyelesaikan masalah pendidikan.” ujar Najelaa Shihab.