Ingin Punya Anak Genius, Lakukan Ini Sejak Masa Kehamilan
- Pixabay
VIVA – Setiap orangtua ingin tumbuh kembang anaknya optimal. Untuk mewujudkannya, tentu diperlukan serangkaian upaya, seperti memperhatikan aspek kesehatan fisik dan mental anak.
Dalam rangka Hari Anak Nasional 2018 yang diperingati pada 23 Juli 2018, Kementerian Kesehatan menggelar Temu Media di Jakarta, 24 Juli 2018. Kemkes memaparkan target yang ingin dicapai, yaitu bagaimana mengupayakan agar anak-anak Indonesia menjadi GENIUS. GENIUS adalah akronim dari gesit, empati, berani, unggul, dan sehat.
Misi yang dijalankan Kemkes dalam upaya mewujudkan generasi GENIUS, di antaranya merekomendasikan beberapa langkah berikut ini:
Calon ibu sebaiknya menikah/ hamil/ melahirkan anak pertama usia 21-25 tahun
Jika terlalu muda, ibu belum siap secara fisik, emosi sosial, psiko sosial dan finansial. Selain itu, ibu yang terlalu muda juga berdampak pada perkembangan fisik dan psikososial bayi. Perkembangan fisik yang terganggu pada bayi memiliki tanda umum di antaranya: lahir kurang bulan, prematur, pendek, kurang gizi kronik, kurang zat besi.
Sedangkan ciri psiko sosial bayi terkendala, dapat dilihat dari perkembangan kognitif, emosi sosial terhambat, akibat kurang gizi dan kurang stimulasi dari orangtua.
Upaya agar anak menjadi GENIUS harus dimulai sejak ia di dalam kandungan hingga usia 2 tahun
Masa ini dikenal juga dengan istilah 1000 hari pertama kehidupan. Yang perlu dilakukan orangtua dalam mengawal perkembangan anak di dalam kandungan, di antaranya memberi makanan bergizi seimbang dan cukup. Pola konsumsi ibu harus diperhatikan, yaitu banyak makan makanan pokok, lauk protein, sayur, dan buah.
Saat hamil juga disarankan agar mencegah infeksi penyakit. Caranya, menjaga kebersihan makanan, minuman, badan, pakaian, dan lingkungan, serta menggunakan air bersih untuk makan, minum, dan mandi.
Ibu hamil juga harus terhindar dari asap rokok, asap kendaraan, dan melakukan imunisasi TT.
Penggunaan gadget pada ibu hamil juga perlu dibatasi. Manfaatkan waktu untuk lebih sering mengajak janin berkomunikasi, misalnya dibacakan dongeng, dinyanyikan, dan didoakan.