KPAI: Bullying Terjadi Terkait Masalah Kepribadian Anak

Ilustrasi anak yang mengalami bullying.
Sumber :
  • Pisabay/ anemone123

VIVA – Kasus perundungan atau bullying masih sering terjadi terutama di lingkungan pendidikan. Umumnya kasus bullying yang sering menimpa anak-anak di usia sekolah berbentuk verbal.

Maraknya kasus bullying yang diterima atau dilakukan oleh anak sekolah kepada temannya secara verbal, dinilai Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) terkait dengan masalah kepribadian anak tersebut.

"Setelah saya lihat korban atau pelaku itu problem kepribadian. Pertama, tidak percaya diri dan kedua, berpikir negatif," kata Wakil Ketua KPAI Komisioner Bidang Keluarga dan Pengasuhan Alternatif, Rita Pranawati saat konferensi pers KPAI di Hotel Ibis Jakarta Pusat, Senin 23 Juli 2018.

Dia melanjutkan, jika anak tersebut bisa berpikir positif terhadap bullying yang dilakukannya, mereka bisa menjawab bullying yang ditujukkan kepadanya. Misalnya, jika anak di-bully bentuk fisik atau bentuk wajah yang tidak cantik, mereka bisa menjawabnya dengan kalimat, "memangnya kenapa?", atau "maksudmu apa?". Sehingga anak tidak menjadi merasa terpojok dengan bullying yang dilakukan terhadapnya.

"Anak-anak itu menurut saya terlalu baper (bawa perasaan), kalau kita positif thinking enggak masuk ke hati. Tapi kalau anak-anak kan masukin ke hati, dibilang enggak cantik langsung nangis. Ini menunjukkan kepribadian yang kurang kuat, kita harus berpositif thinking, punya kepribadian bisa menjawab, ini penting," tuturnya.

Komunikasikan Masalah

Tidak hanya itu, orangtua pun harus mengajarkan kepada anak untuk percaya diri mengomunikasikan permasalahan yang dihadapi, baik ke teman atau orang yang dipercayanya.

"Problem komunikasi di Indonesia orangtua akan marah kalau dengar cerita anak, makanya anak enggak mau bercerita. Minimal anak punya tempat lain untuk bercerita, entah temannya supaya bisa menyelesaikan masalah. Dari situ harus begini harus begitu, itu penting," kata Rita. (ren)