Aturan Memberi Pijatan pada Bayi Agar Berefek Baik
- VIVA.co.id/Adinda Permatasari
VIVA – Agar tumbuh kembang anak menjadi optimal, tak cukup hanya dengan memberikan nutrisi yang lengkap tapi juga harus diberikan stimulasi. Salah satu cara terbaik memberikan stimulasi adalah dengan pijatan.
Pijatan, kata Dr. dr. Ina Rosalina, SpA(K), bisa dilakukan sejak bayi baru lahir. Pijat juga harus dilakukan pada seluruh bagian tubuh karena di seluruh tubuh terdapat sistem saraf dan pembuluh darah.
"Pijat bayi supaya motorik halusnya lebih baik, larinya bisa lebih cepat, lebih cepat tengkurap, komunikasi anak juga lebih bagus," kata Ina saat acara Gerakan Pijat Bayi Nasional di The Hall Senayan City, Jakarta, Sabtu, 7 Juli 2018.
Dia menganjurkan para ibu saat memijat hendaknya sambil mengajak anak bernyanyi atau mengobrol. Tujuannya agar komunikasi orangtua dan anak terjalin dengan baik.
Selain itu, sebaiknya pijat bayi juga dilakukan setiap hari. Tidak perlu terlalu lama, cukup 15-20 menit saja asalkan tidak dilakukan secara terburu-buru.
"Bisa dilakukan sebelum mandi, tapi jangan sesudah makan karena bisa muntah," ujar Ina.
Sebaiknya, buka baju bayi saat dilakukan pijatan dan gunakan minyak atau losion untuk bayi demi menghindari luka. Kuku ibu juga harus pendek dan bersih, serta tanggalkan perhiasan sebelum memijat.
"Bagian yang tidak boleh dipijat itu adalah ubun-ubun. Muka saja, dilakukan kiri dan kanan," katanya.
Tekanan pijat yang diberikan sebaiknya 3 mmHG (milimeter merkuri). Jangan hanya diusap, karena menurut Ina, itu tidak akan berefek apapun.