Menghukum Anak saat Berbuat Salah Bukan Solusi Beri Efek Jera

Ibu dan anak.
Sumber :
  • Pixabay/ Eelementus

VIVA – Memberikan hukuman kepada anak jika berbuat salah seringkali dilakukan para orangtua. Kebanyakan dari orangtua melakukan hal ini, agar buah hati merasa kapok dan jera. Namun, tepatkah hukuman tersebut diberikan pada si kecil?

Mengenai hal ini, Psikolog dan Founder Personal Growth, Ratih Ibrahim, menilai, hukuman yang diberikan pada anak, bukanlah cara terbaik memberikan efek jera.

"Tujuan memberikan hukuman apa? Karena enggak nurut? Konsekuensi itu ada, tapi menghukum anak itu bukan hal yang bisa saya setujui," kata dia kepada awak media saat ditemui dalam bincang Shoopee di Pacific Century Plaza SCBD Jakarta, Sabtu 30 Juni 2018.

Ketidaksetujuannya dengan konsep pemberian hukuman ini lantaran, kata dia, umumnya orangtua menghukum anak karena emosi dan bukan dengan menggunakan akal sehat.

"Dan sering (menghukum anak) untuk menunjukkan kekuatan di depan anak, itu bisa jadi jahat. Akibatnya merusak anak, membuat anakmu menjadi jahatnya seperti kamu," kata dia.

Dia pun menyarankan kepada orangtua untuk selalu memberikan pemahaman kepada anak mengenai konsekuensi yang akan diterimanya ketika dia berbuat sesuatu.

"Anak wajar membuat kesalahan karena memang dia sedang belajar. Beri pemahaman dia konsekuensi apa yang akan diterima dia. Kalau salah dia dipukul malah menambah penderitaan si anak," kata dia.

Dia juga menegaskan bukan hanya memukul, mendiamkan anak atau menyuruhnya berdiri di pojok ruangan ketika salah sebagai bentuk hukuman merupakan tindakan yang salah. Hal itu, bisa juga menjadi satu bentuk kekerasan.

"Semua bentuk hukuman saya tidak setujui. Itu tetap kekerasan, mengabaikan dia juga bentuk kekerasan, itu abuse," jelas dia.