Kebakaran Bidaracina, KPAI Minta Pengungsian Ramah Anak
VIVA – Kebakaran yang terjadi di daerah Bidaracina, Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu, 27 Mei 2018, menyebabkan korban luka. Tiga di antaranya anak-anak berinisial A (13 tahun) yang mengalami luka bakar di kaki. Selain itu puluhan anak yang termasuk dalam warga terdampak kebakaran kehilangan tempat tinggal.
Data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), menyebutkan anak-anak yang terdampak kebakaran sebanyak 57 jiwa dengan rincian anak USIA SD 23 orang , anak usia SMP sebanyak 14 orang dan anak usia SMA sebanyak 20 orang. Angka itu termasuk 221 jiwa dari 56 Kepala Keluarga dan 46 rumah.
Menurut Retno Listyarti, Komisioner KPAI bidang Pendidikan, "Kebakaran menyebabkan anak-anak merasa kehilangan tempat tinggal yang selama ini melindungi mereka dari terik panas matahari dan hujan. Kondisi shock terjadi ketika orang tua mengajak anak-anak mereka yg masih Balita meninggalkan rumahnya dini hari dan semua warga panik," demikian seperti disebutkan dalam rilis yang diterima VIVA, Rabu, 30 Mei 2018.
Secara umum, anak-anak telah beradaptasi dengan bencana karena tempat tinggal mereka berada di samping sungai Ciliwung yang ketika curah hujan tinggi daerah berlangganan banjir. Traumatik anak-anak yang tempat tinggalnya sering dilanda bencana banjir menjadikan mereka beradaptasi dengan bencana.
"Anak-anak usia 8-12 tahun yg kami temui mengaku menerima kejadian ini sebagai musibah sebab menurut mereka tak ada gunanya marah karena tak mengembalikan rumah dan barang-barang yg hangus terbakar," ungkap Retno.
Menindaklanjuti musibah kebakaran tersebut, KPAI mengajukan beberapa permintaan pada Pemkot Jakarta Timur dan Pemprov DKI Jakarta. Di antaranya:
1. Menyediakan sarana air bersih, fasilitas MCK (pengakuan warga baru ada 1 kamar mandi umum)
2. Menyediakan fasilitas pengungsian yang ramah anak. Saat ini ada 3 tenda pengungsian yang dibangun ala kadarnya, membuat banyak warga masyarakat tidak betah karena kondisinya yg panas. Tempat pengungsian seharusnya ramah anak, memberikan fasilitas yg nyaman bagi anak khususnya anak perempuan dalam menjaga privasinya.
3. Anak-anak harus mendapatkan trauma healing dan psiko sosial yang dapat mengembalikan keceriaan mereka seperti sebelum terjadinya kebakaran
4. Pemkot harus segera mencari jalan keluar bagi tempat hunian warga terdampak. Temuan KPAI, warga yg memiliki anak-anak kebingungan terhadap tempat tinggal mereka di masa depan. Karena tidak mungkin mereka berada di pengungsian ala kadarnya dalam jangka waktu lama. Saat ini warga terdampak mulai merencanakan kos atau ngontrak.