Viral Anak SD Berciuman, Motifnya Belum Tentu Mesum
- Youtube
VIVA – Video anak berseragam SD sedang bermesraan layaknya orang dewasa viral di media sosial. Seperti diwartakan akun Indo Zone, video berdurasi 30 detik memperlihatkan sepasang siswa laki-laki dan perempuan dengan perkiraan usia 7-10 tahun berciuman dan berguling-guling di depan teman-temannya.
Siswa laki-laki terlihat beberapa kali mencium siswa perempuan. Bukannya melawan, siswa perempuan yang memakai kerudung putih itu malah balas mencium. Sesekali wajah mereka mengembangkan senyum dan tawa bersama. Sementara suara teman-teman mereka terdengar menyoraki dan menonton ramai-ramai.
Hingga saat ini, belum dapat ditemukan lokasi dan waktu kejadian. Dugaan mengarah mereka melakukan itu di lingkungan sekolah. Meski begitu, tidak terlihat guru maupun orang dewasa di sekitar mereka yang mencoba menghentikan dan memberi peringatan.
Menanggapi beredarnya video anak berseragam SD berciuman itu, psikolog dan anggota Komnas Anak Elizabeth Santosa mengatakan bahwa perilaku tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai tindakan mesum, karena dilakukan di depan teman-temannya.
“Karena ini ramai-ramai, kemungkinan itu prank (permainan gurauan). Karena kalau mesum itu kan berdua, sudah tahu malu,” ujar ibu dua anak yang akrab dipanggil Lizzie, dalam sambungan telepon pada VIVA, Senin, 30 April 2018.
Meski menduga itu gurauan, Lizzie mengaku miris. Pasalnya, belakangan ini banyak beredar prank maupun game challenge yang justru tidak mendidik anak. Seperti yang beberapa waktu lalu sempat nge-tren di media sosial, kemudian ramai ditiru anak-anak, yaitu misalnya permainan truth or dare, skip challenge dan ice challenge.
“Pendapat saya sangat miris dikarenakan banyak ditemukan challenge-challenge yang justru tidak mendidik, tapi malah viral. Karena ini viral artinya banyak digemari. Di mata anak-anak, apa pun yang viral itu bisa dianggap cool, layak untuk ditiru,” terang Lizzie.
Kemungkinan lainnya, anak SD bisa melakukan perbuatan ciuman dipicu oleh modelling, “Modelling itu anak meniru dari sesuatu yang ia lihat. Bisa dari mereka melihat orang dewasa atau orangtua, atau dari tontonan, kemudian menirunya,” kata Lizzie.
Namun, dugaan terkuat melihat perilaku ciuman itu dilakukan di depan teman-teman, menurut Lizzie motifnya mengarah pada game challenge, “Kalau aku melihat ini karena mereka rame-rame, sampai teman-temannya ada yang cuit-cuit itu, menurutku karena (game) challenge,” kata Lizzie.
Berdasarkan postur tubuh anak-anak tersebut, perkiraan usia mereka antara 7-10 tahun, atau kelas 3-5 SD, yang mana sedang dalam tahap praremaja. Ditegaskan Lizzie, anak praremaja belum mengerti konsep hubungan seksual.
“Idealnya secara naluri biologis belum (mengarah ke perilaku seksual). Tapi tidak menutup kemungkinan bergerak ke sana. Bisa juga ada faktor-faktor lain yang mendukung perilaku tersebut. Misalnya, nonton porno terus ingin melakukan, bisa juga. Atau disuruh teman, bisa juga. Tapi kalau timbul secara naluri dari dalam diri belum ada,” ujar Lizzie.