Jangan Panik Bila ASI Sedikit, Ini Solusinya

Ilustrasi menyusui
Sumber :

VIVA – Proses kehamilan dan melahirkan seringkali menimbulkan sejumlah kekhawatiran pada ibu. Terutama ibu baru yang belum memiliki pengalaman sebelumnya.

Mulai dari air susu ibu (ASI) yang tidak keluar, bayi tidak berhenti menangis, hingga penurunan berat badan bayi. Hal ini umum terjadi pada para ibu.

Karena itu, dr. Ameetha Drupadi, konselor laktasi, mengatakan sebelum hamil para ibu harus diedukasi bahwa kondisi ini bisa saja terjadi. Salah satunya adalah proses inisiasi menyusu dini (IMD) yang akan memengaruhi produksi ASI.

"Ketika ada kesempatan IMD, minta untuk IMD. Kalau bayi bugar, ibu sehat, lakukan IMD," ujar Ameetha saat ditemui di sebuah acara di Jakarta.

Tanda bayi yang bugar, lanjut Ameetha adalah saat lahir langsung menangis, berat badan yang bagus, dan gerakan aktif, dan tidak ada kelainan. Jika kondisi sudah memenuhi syarat, maka IMD dapat dilakukan.

Yang terpenting dalam IMD adalah adanya skin to skin contact dengan ibu memeluk bayi yang baru lahir, atau menempatkan bayi di atas dada ibu. Proses tersebut dapat merangsang produksi ASI yang banyak.

Namun, jika proses tersebut terlewat dan bayi menjadi kuning, serta ASI tidak bisa keluar dalam jumlah banyak, Ameetha menyarankan agar ibu tetap sabar. Yang perlu dilakukan ibu adalah memeluk bayi dan biarkan terjadi kontak skin to skin.

"Tetap susui bayi langsung, karena faktor fisiologi payudara selalu menyesuaikan dengan kebutuhan bayi yang lambungnya masih kecil. Jadi produksi ASI belum banyak," ujar Ameetha.

Dalam tiga hari pertama kelahiran anak, ASI yang keluar masih berupa kolostrum, karenanya volume masih sedikit, sehingga ibu tidak perlu panik.

Ibu juga perlu tahu bahwa pada lima hari pertama bayi baru lahir, ia masih punya cadangan lemak dalam tubuhnya. Dengan cadangan lemak ini bayi masih bisa bertahan meski ASI sedikit.

Meski demikian, Ameetha mengingatkan agar ibu tetap berhati-hati dan memerhatikan penurunan berat badan bayi. Umumnya, bayi baru lahir memang mengalami penurunan berat badan, tapi jangan sampai penurunan itu melebihi 10 persen.

"Kebanyakan ibu sudah khawatir duluan berat badan anak turun, padahal mungkin turunnya tidak seberapa. Tetap susui saja dengan pelekatan yang benar," lanjut Ameetha.

Jika memang penurunan berat badan lebih dari 10 persen, Ameetha menyarankan agar ibu mengikuti instruksi dari dokter. Di samping itu, ibu juga harus belajar bagaimana pelekatan dan posisi menyusui yang tepat.