Bagi Anak, Selfie Ternyata Lebih Berbahaya Daripada Bullying
- REUTERS/Damir Sagolj
VIVA – Sebuah studi mengatakan bahwa selfie atau swafoto bisa menyebabkan kesedihan lebih besar di kalangan anak-anak sekolah dibandingkan dengan bullying atau perundungan. Hal ini karena anak-anak akan menghadapi tekanan lebih tinggi untuk memiliki tubuh yang sempurna dari media sosial.
Studi ini juga menggarisbawahi tekanan dari teman sebaya pada remaja ini ditimbulkan dari foto yang diunggah secara daring.
Meski mereka bisa menghiraukan seflie para selebriti, tapi melihat teman-teman mereka di dunia maya bisa membuat mereka bertanya-tanya kepada diri sendiri mengenai kondisi tubuh dan penampilan mereka.
Dalam studi ini, dilansir laman Daily Mail, Jumat, 26 Januari 2018, para peneliti di University of Birmingham menganalisis 1.300 respons dari para remaja berusia 13-18 tahun di beberapa sekolah di Inggris untuk menentukan sikap mereka terhadap situs seperti Facebook, Twitter dan Instagram.
Para peneliti menemukan adanya istilah fesyen baru 'tebal langsing', tubuh dengan pinggang kecil tapi bokong yang besar, yakni bentuk tubuh dari selebriti seperti Kim Kardashian dan Jennifer Lopez.
Tren selfie yang memfokuskan pada tipe tubuh seperti ini, menyebabkan beberapa anak muda membangun perilaku negatif karena mereka membandingkan penampilan mereka dengan orang lain seusianya.
Studi yang dipublikasikan di jurnal Sport, Education and Society ini mengatakan, anak-anak muda melaporkan bahwa selfie yang dibuat oleh anak-anak muda di usia yang sama bisa bertindak sebagai bentuk dari tekanan teman sebaya.
"Salah satu isu yang kami lihat di laporan ini adalah selfie, yang, karena mereka datang dari anak muda lain, meningkatkan tekanan teman sebaya," ujar pemimpin penelitian Dr Victoria Goodyear.
Goodyear melanjutkan, orang-orang berpikir bahwa foto dari para selebriti lah yang memengaruhi imej tubuh anak muda, tapi sebenarnya tidak, karena selebriti pasti bekerja keras mendapatkan tubuh indah dengan cara olahraga dan operasi plastik.
Jika anak-anak ini memiliki penghargaan diri yang rendah atau mengalami hari yang buruk, mereka akan membandingkan diri mereka dengan teman-teman di sekolah, meski tidak semua anak akan melakukan hal itu.
"Foto-foto ini mungkin sudah diberikan filter, tapi mereka fokus pada bagian tubuh, diet, dan olahraga, yang mungkin bisa menciptakan tekanan," lanjutnya.
Riset yang diambil dari wawancara dengan anak-anak di 10 sekolah Inggris, menyatakan bahwa banyak anak muda terus menjadikan media sosial sebagai sumber informasi dari imej tubuh.
"Tekanan teman-teman, adalah masalah yang lebih besar dari bullying siber. Karena, bullying siber lebih dapat dikenali dibandingkan tekanan dari teman, karena Anda mungkin melihat banyak sekali hal berbeda yang membuat Anda berpikir harus melakukan sesuatu," ujar salah seorang anak perempuan kepada para ilmuwan.
Anak lainnya menggambarkan sulitnya melihat selfie diri sendiri ketika bentuk tubuh anak lain lebih baik dibandingkan dirinya, lalu sang teman mengatakan kalau mereka gemuk.
Studi ini juga mengatakan bahwa melihat konten yang dibuat oleh teman-teman sebaya menyebabkan anak muda melaporkan mereka merasakan tekanan. Hal ini mengakibatkan terciptanya perasaan negatif mengenai tubuh mereka sendiri. Sementara anak lainnya mengatakan ingin mengubah penampilan mereka dan menjalani praktik kesehatan tertentu.