Wah, Tahun Depan Bakal Ada Hari Lumpia Nasional

Lumpia Semarang.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royanto

VIVA – Masyarakat Indonesia tentu mengenal lunpia atau lumpia sebagai kuliner khas yang berasal dari Kota Semarang. Meski telah populer hingga mancanegara, namun sejarah awal panganan tersebut belum dijadikan momentum tersendiri di Ibu Kota Jawa Tengah tersebut.

Atas dasar itu, Komunitas Kuliner Semarang tengah menggagas acara perayaan Hari Lumpia Nasional yang menjadi momentum besar kuliner khas Semarang. Perayaan hari lumpia untuk pertama kalinya tersebut akan digelar pada 2018 mendatang.

Koordinator Komunitas Kuliner Semarang, Firdaus Adinegoro, mengatakan, gagasan Hari Lumpia Nasional penting dilakukan sebagai wujud kepedulian terhadap lahirnya lumpia yang kini terus eksis di Semarang. Ajang itu juga menjadi kiblat awal tentang sejarah lumpia yang usianya telah hampir satu abad.

"Kalau di luar negeri, makanan khas sering dirayakan seperti pizza dan kuliner lain. Maka lumpia Semarang juga penting dirayakan. Ini juga untuk menjaga lumpia agar tak diakui negara lain," kata Firdaus, Selasa, 5 Desember 2017.

Selain itu, lanjut Firdaus, ide diselenggarakannya Hari Lumpia juga karena prihatin melihat eksistensi menjamurnya penjual makanan lokal itu, namun tak mengetahui sisi historisnya.

"Saat ini banyak pedagang lumpia bermunculan di mana-mana. Mereka kebanyakan enggak tahu bagaimana sejarah dan asal usulnya. Hal inilah yang mendasari kita untuk membuat Hari Lumpia pada 2018 nanti," jelasnya.

Rencananya Hari Lumpia Nasional akan dibuat tahunan. Sebagai kegiatan perdana, Firdaus mengaku masih membuat konsep detail acara besar itu. Salah satunya, akan menampilkan ragam lumpia yang dijual para penjaja makanan untuk berpartisipasi dalam gelaran itu.

"Kita sedang kumpulkan pedagang-pedagang lumpia yang punya historis panjang di Semarang. Termasuk pedagang paling legendaris, pemilik resep lumpia tertua dan sudah teruji selama berpuluh-puluh tahun silam," tuturnya.

Beberapa pedagang legendaris yang akan diajak mulai dari Kampung Bonlancung Pecinan, Lunpia Mataram serta menghadirkan para pewaris lumpia yang kini masih eksis berdagang.

Selain itu, pihaknya masih mempelajari sejarah pembuatan lumpia untuk pertama kali di Semarang. Sejarah itu dikumpulkan dari semua literatur budaya lokal untuk menentukan hari kelahiran lumpia.

"Nah, ini bagian yang membuat kita tertantang. Sebab, sangat minim literatur yang menggambarkan bagaimana lumpia itu hadir pertama kali di sini,” ujarnya.

Lumpia sendiri dikenal sebagai makanan yang berasal dari akulturasi budaya khas Tionghoa dan Jawa, dan sejak dulu terkenal sebagai kuliner khas Semarang. Seiring berjalannya waktu, orang-orang keturunan Tionghoa mengkombinasikan isian rebung dengan irisan daging ayam tanpa mengurangi kenikmatan rasa lumpia. Penggunaan rebung ini tenyata juga menjadi keunikan tersendiri.

"Rebung yang dulunya ada di mana-mana dan jarang terpakai, ternyata ketika diolah bisa menjadi kudapan dengan ciri khas lokal," katanya. (one)