Lezatnya Thien-Thien Lay, Martabak Legendaris Semarang
- VIVA.co.id/Dwi Royanto
VIVA.co.id – Tak hanya dikenal dengan wisata sejarah dan keunikan budayanya, Kota Semarang, Jawa Tengah, juga menjadi surga menggiurkan bagi para pecinta kuliner. Di samping panganan lumpia, kuliner legendaris yang masih terus digemari hingga kini adalah Martabak Thien-Thien Lay.
Melihat usianya, warung martabak Thien-thien Lay sudah ada sejak 1981 silam. Warung kue khas Bangka yang akrab disebut martabak Bandung itu tercatat menjadi warung martabak tertua di Semarang.
Warung Martabak Thien-thien Lay terletak di Jalan Thamrin, Kota Semarang, atau tepatnya berseberangan dengan Rumah Makan Nglaras Rasa. Meski berdiri di atas bangunan sederhana, namun panganan ini yang selalu laris diserbu pembeli.
Sepintas, memang tak ada yang istimewa dari Martabak Thien-Thien Lay. Panganan bertekstur kenyal dengan dominasi rasa manis ini mirip seperti martabak lain. Hanya saja, martabak di sini terbilang memiliki cita rasa klasik. Menurut pengunjung, rasa martabaknya tetap otentik dan tak ada duanya.
Kit Kie, pemilik Martabak Thien-Thien Lay mengaku, hanya meneruskan usaha warung martabak itu dari mendiang sang ayah. Sejak 1981 silam, warung martabak Thien-Thien Lay telah berpindah-pindah lokasi. Awalnya di Jalan Gajah Mada, lalu pindah ke Jalan Suyudi dan terakhir di Jalan Thamrin.
"Meski berpindah-pindah, pembeli tetap tidak berkurang. Akhir-akhir ini malah semakin ramai, " kata Kit Kie, Selasa 5 September 2017.
Ide mempertahankan resep lama itu pun diimbangi dengan kreasi kue kekinian. Mulai inovasi rasa. Seperti topping dari Oreo, Ovomaltine hingga Nutella. Meski begitu, topping klasik, seperti cokelat, kacang dan keju yang tetap digemari pelanggan.
Harganya antara Rp50 ribu hingga Rp135 ribu. Sementara itu, untuk kue pukis dijual mulai dari Rp4 ribu per biji hingga Rp6 ribu per biji.
Terbukti saat dibuka tiap hari mulai pukul 17.00 WIB hingga 22.00 WIB, barisan kursi warung tersebut selalu penuh. Pembelinya pun bervariasi mulai anak-anak hingga orang dewasa. Dalam sehari, 60 hingga 100 loyang martabak habis dipesan.
Terkait cita rasa khas martabak, Kit Kie mengaku tak ada resep khusus. Ia hanya mempertahankan pola memasak yang sama seperti saat dirintis sang ayah.
"Cara memasak saya intinya dengan menjaga suhu api, lama memanggang adonan, dan menutupnya. Karena itu akan membuat tekstur martabak tetap empuk dan tahan hingga 24 jam lebih, " ujar dia.
Meski terus menjadi primadona, namun Kit Kie mengaku tak memiliki rencana membuka cabang di lokasi lain. Alasannya pun masuk akal. Ia tak ingin citarasa khas martabak Thien-Thien Lay berubah. (asp)