Wow, Sumbar Punya Minuman Tradisional dari Daun Kopi
- VIVA.co.id/Andri Mardiansyah
VIVA.co.id – Minum kopi telah menjadi budaya masyarakat Indonesia. Namun, yang banyak dikenal saat ini justru sajian menu kopi modern. Padahal Indonesia punya sejumlah kopi tradisional yang tak kalah nikmat. Salah satunya adalah kopi kawa daun dari Sumatera Barat.
Bahkan ritual minum kopi di event Pasa Harau Art and Culture Festival 2017 mendatang direncanakan akan memecahkan rekor ritual kopi kawa daun terbanyak. Sebagai informasi, festival itu akan diselenggarakan pada 25 hingga 27 Agustus 2017 mendatang.
Dikatakan Muhammad Bayu Vesky, salah satu anggota Dewan Pasa Harau, seluruh pengunjung yang hadir di gelaran tersebut akan menjadi saksi dari peristiwa ritual budaya meminum kopi kawa daun terbanyak, dengan peserta mencapai oleh 1.001 orang.
"Angka peserta 1.001 ini melambangkan, walau kita beragam dan terbagi dalam beberapa kelompok, namun kita tetap satu kekuatan dan satu semangat dalam memajukan Limapuluh Kota. Semua kopi kawa daun disediakan oleh anak Nagari Harau bekerja sama dengan pemerintah setempat serta Dewan Pasa Harau," kata Muhammad Bayu Vesky, Jumat, 4 Agustus 2017.
Pemecahan rekor terbanyak meminum kopi kawa daun ini, lanjut Bayu, bertujuan untuk mempromosikan minuman khas asal Limapuluh Kota agar lebih dikenal, baik di Indonesia maupun dunia. Bahkan, setelah Pasa Harau Art and Culture Festival usai diselenggarakan, Dewan Pasa Harau akan mendorong pelaku usaha kecil menengah yang intens membuat produk kopi kawa daun untuk membuat kemasan yang menarik, sehingga mampu masuk ke pasar nasional maupun mancanegara.
"Kita akan dorong bagaimana Kopi Kawa Daun ini mampu menembus pasar dunia. Tentu saja, dukungan dari pemerintah setempat sangat kita harapkan, agar apa yang menjadi target dapat terwujud," ujarnya menambahkan.
Dewan Pasa Harau juga yakin, lewat Pasa Harau Art and Culture Festival yang saat ini sudah masuk dalam radar biro perjalanan wisata dan budaya mancanegara, dan sudah diluncurkan oleh Menteri Pariwisata RI Arief Yahya, lewat ajang Festival Indonesia Festival (Fest in Fest) pada Januari 2017 lalu, kopi kawa daun akan mampu menyedot perhatian pengunjung sehingga timbul keinginan untuk mencoba.
Diketahui, kopi kawa daun merupakan minuman khas Limapuluh Kota yang diracik bukan dari biji, melainkan dari seduhan daun kopi. Kawa daun disajikan menggunakan tempurung kelapa dan gula aren maupun gula pasir.
Munculnya kopi kawa daun juga menggambarkan tentang sejarah kelam pada masa penjajahan dulu. Bermula dari keinginan Gubernur Jenderal Van den Bosch untuk menerapkan tanam paksa kopi di Ranah Minang pada 1840 silam, dan menganggap kopi merupakan komoditi yang memiliki nilai tinggi di Eropa, maka semua biji kopi yang dihasilkan harus diserahkan ke gudang kopi alias koffiepakhuis.
Akibat tidak dapat menikmati biji kopi dan hanya menanam saja, ide kreatif pun muncul. Warga lantas membuat minuman sendiri dengan hanya menyeduh daunnya. Ide ini muncul dari cara mengolah daun teh menjadi minuman.
Alhasil, hingga saat ini kopi kawa daun menjadi salah satu minuman khas Sumatera Barat. Bahkan tak sedikit yang menyukai rasanya. Walau tidak begitu marak, namun kopi ini sudah dijual di sejumlah warung kopi, terutama yang berada di kawasan objek wisata, seperti di Limapuluh Kota dan Tanah Datar. (mus)