Tiga Budaya Minum Teh di Tanah air
- Pixabay/Pexels
VIVA.co.id – Sejarah dan penyebaran teh di dunia memiliki cerita dan jalan yang cukup panjang. Hampir setiap daerah atau negara memiliki budaya teh masing-masing yang berbeda antara satu dan lainnya.
Sebut saja China, yang dalam beberapa budayanya, masyarakat lokalnya lebih menyukai teh yang tidak begitu kental dan warna yang tentunya tidak terlalu pekat. Begitupun dengan Indonesia yang juga merupakan salah satu negara penghasil teh terbaik.
Sejumlah daerah di Indonesia juga memiliki budaya minum teh yang berbeda, dan tentunya unik. Tiga daerah yang cukup terkenal dengan budaya minum tehnya ialah Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan juga Jawa Barat.
Saat mengunjungi Pantjoran Tea House, VIVA.co.id juga sedikit berbincang dengan Septian, salah seorang peracik teh sekaligus pramusaji di restoran yang berlokasi di kawasan Taman Sari, Jakarta Barat ini.
Menurutnya, di Sumatera Utara khususnya di Tarutung dan Balige, teh biasa disajikan dengan beras merah yang disangrai.
“Beras merah yang disangrai dimasukkan ke dalam teh baru kemudian diseduh, sehingga rasanya harum," kata Septian, Selasa, 3 Januari 2017.
Lain dengan Sumatera Utara, lain pula Sumatera Barat. Teh dari Sumatera Barat biasa dikenal dengan teh Tahla. Menurut Septian, teh dari Sumatera Barat ini biasa dibuat dari teh hitam dengan kuning telur.
"Kuning telur ayam atau bebek mentah dikocok dengan gula, menggunakan alat tradisional dari bambu hingga teh berbusa," ujarnya menjelaskan.
Septian juga menambahkan, untuk menghilangkan rasa amis telur, biasanya ditambahkan air perasan jeruk nipis dan juga campuran rempah-rempah di dalamnya.
Salah satu daerah dengan budaya tehnya yang terkenal lainnya ialah teh poci dari Cirebon, Jawa Barat.
"Di daerah Jawa Barat definisi teh yang enak ialah teh yang wasgitel, wangi, sepet, legi, kental," kata dia.
Teh jenis ini biasa dihasilkan dari teh melati yang diseduh dengan air panas di dalam poci yang terbuat dari tanah liat, kemudian ditambahkan dengan gula batu.