Peneliti Jepang Ciptakan Sensasi Makanan Virtual
- Pixabay
VIVA.co.id – Melihat makanan lezat yang disajikan menarik tentu menggugah selera Anda, meskipun hanya sebatas gambar yang di posting di media sosial.
Penelitian yang berbasis di Tokyo, saat ini sedang mengembangkan cara-cara untuk meningkatkan pengalaman makan secara virtual dengan menggunakan elektroda untuk merangsang mulut dan lidah.
Inovasi ini nantinya mirip Virtual Reality (VR) namun lebih disempurnakan. Nantinya inovasi ini memungkinkan pengguna untuk 'makan' makanan lezat melalui dunia maya.
Tren VR memang membuat segala sesuatu bisa lebih hidup meski hanya secara virtual. Tapi mengembangkan makanan virtual masih menjadi tantangan, karena tidak mampu menggambarkan rasa, aroma juga sensasi ketika makanan tersebut masuk ke dalam mulut.
Dilansir dari Daily Mail, Awal tahun ini, sekelompok peneliti tersebut meluncurkan prototipe semacam garpu listrik yang mampu memberikan rasa kejut kecil pada lidah, untuk merangsang reseptor rasa dalam meningkatkan rasa asin.
Penelitian lain yang di prentasikan di ACM User Interface Software dan Teknologi Simposium di Tokyo November 2016 lalu, bahkan telah menemukan sebuah alat yang mampu merangsang rasa manis.
Nimesha Ranasinghe dan Ellen Yi-Luen Do dari National University of Singapore menggunakan baterai 9V. Instrumen rasa manis virtual ini menggunakan empat elemen yang menghasilkan perubahan suhu 5 derajat celsius dalam beberapa detik.
Ketika dipasangkan pada ujung lidah, suhunya akan berubah yang merupakan hasil dari sensasi rasa manis virtual.
"Kami percaya ini akan sangat membantu bagi orang-orang untuk diet terbatas misalnya untuk garam (hipertensi dan masalah jantung) dan gula (diabetes)," kata Dr Ranashinghe.
Menghasilkan rasa manis dan asin secara virtual merupakan sebuah langkah maju.
Penelitian tersebut juga meneliti lebih lanjut agar alat tersebut memiliki kemampuan untuk menggigit dengan menggunakan sebuah elektroda untuk merangsang otot-otot di rahang.
Ketika presentasi di konferensi, Arinobu Niijima dan Takefumi Ogawa mengungkapkan hasil percobaan kecil yang melibatkan stimulasi otot listrik (EMS) sementara orang-orang menggerakkan otot rahang mereka dalam gerakan mengunyah.
Dengan memberikan aliran pendek antara 100-250 Hz mereka mampu merangsang otot yang digunakan untuk mengunyah makanan padat.
Singkatnya, aliran dengan frekuensi tinggi membuat makanan virtual terasa lebih keras, sementara aliran lainnya memberi tekstur yang lebih elastis.