Mudah Marah Saat Sedang Lapar? Anda Tak Sendirian

Ilustrasi stres.
Sumber :
  • Pexels/gratisography.com

VIVA.co.id – Pernahkah Anda merasa kesal saat bangun pagi dan menjadi tenang saat dihadapkan pada makanan, atau kesal saat pesanan Anda di restoran datang terlambat atau uring-uringan karena lapar?

Hal tersebut memang biasa terjadi pada semua orang. Kebiasaan semacam ini sering disebut hanger, sebutan untuk perasaan amarah yang disebabkan rasa lapar.

Hanger sendiri merupakan gabungan dari kata ‘hunger’ (lapar) dan ‘anger’ (kemarahan). Dilansir dari laman Huffington Post, menurut survei yang dilakukan Zagat, 62 persen penduduk Amerika mengalami hanger. 16 Persen di antaranya terjadi pada pagi hari dan 52 persen terjadi pada siang hari. Survei juga menunjukkan bahwa sebanyak 20 persen hubungan menjadi rusak akibat hanger.

Dari survei tersebut didapat pula tiga gejala hanger. Dari seluruh peserta survei, 60 persen di antaranya mengaku mudah marah saat lapar, 50 persen menjadi tidak sabaran dan 31 persen merasa sakit kepala.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Sebuah laporan studi mengatakan, "Agresivitas tertahan karena adanya pengendalian diri. Usaha pengendalian diri membutuhkan glukosa yang tidak sedikit dari dalam otak. Glukosa yang rendah berkaitan dengan agresi dan kekerasan."

Pengendalian diri setiap hari membutuhkan banyak energi, terutama dalam bentuk glukosa. Medical News Today, menjelaskan bahwa tubuh akan mengurai makanan menjadi glukosa. Zat ini dibutuhkan untuk kinerja otak. Penurunan kadar glukosa pada otak sendiri akan menghambat kemampuan otak untuk melatih pengendalian diri.

Lauren Slayton, MS, RD, pendiri Foodtrainers sekaligus praktisi gizi di New York mengatakan,"Ketika gula darah berkurang, tubuh akan melepaskan hormon tertentu." Hormon yang dikeluarkan tersebut berupa kortisol dan adrenalin yang meningkatkan agresivitas seseorang, bahkan kebiasaan hangry tersebut.