Mencicipi Makan di Warung Rampok Makassar
- VIVA.co.id/Sahrul Alim
VIVA.co.id – Tak banyak orang di dunia yang pernah merasakan makanan dari dalam penjara. Kecuali bagi mereka yang pernah dihukum karena melakukan perbuatan melanggar hukum. Nah kira-kira, seperti apa sih rasanya makan dalam penjara?
Di salah satu rumah makan di Makassar, kini ada olahan mi dengan menawarkan konsep ala penjara. Warung makan ini namanya Mie Rampok.
Saat pertama pengunjung masuk, mereka akan disambut pintu jeruji besi yang dijaga oleh satu orang berpakaian ala sipir. Seluruh alat makan yang digunakan pun sama persis dengan peralatan makan di penjara.
Warung makan yang terletak di Jalan Mesjid Raya nomor 29, Kecamatan Bontoala, Makassar, ini terdapat empat bilik yang yakni blok A hingga D. Tiap blok dibatasi oleh jeruji besi. Untuk memanjakan pengunjung, warung ini juga menyediakan 'Pojok Selfie' seperti tahanan yang baru masuk sel.
Pengunjung yang baru masuk akan disambut oleh pelayan dengan senyum sambil setengah berteriak, "ada tahanan baru," kepada pelayan lainnya. Pengunjung kemudian diarahkan untuk memesan. Saat pulang pengunjung akan diteriaki "tahanan kabur," oleh sipir.
Menu yang ditawarkan juga sangat unik. Nama menu mi tergantung dari tingkat kepedasannya. Misalnya, mie masa percobaan, artinya lima cabai rawit, mie tahanan rumah 15 cabai; mie hukum cambuk 35 cabai; mie seumur hidup 55 cabai dan mie hukuman mati dengan 100 cabe. Untuk menu minumannya sendiri ada copet (es teh) dan begal (air mineral).
Untuk pilihan topping-nya tersedia, Satpol PP (bakso goreng), paspampres (siomay), satpam (ayam udang digoreng), kamrah (isinya kembang tahu), hakim (isinya ayam udang bedanya) jaksa (pangsit goreng), polisi (ayam udang).
Manajer Operasional Mie Rampok, Agnes Kristina, mengatakan warungnya baru mulai dibuka 27 Juli 2016. Warung makan serupa juga sebelumnya sudah ada di Bandung, Surabaya dan Lampung. "Ide awalnya saat melihat di Surabaya termasuk self service (memesan sendiri) itu dari sana," katanya kepada VIVA.co.id, Kamis 18 Agustus 2016.
Agnes mengaku tertarik dengan konsep ini karena baru pertama di Makassar. Harapannya, kata dia, menarik minat masyarakat. Harga yang ditawarkan juga cukup terjangkau, hanya dengan Rp13.000 untuk semua menu mi.