Waspada, Ini Cara Memilih Tenaga Infal yang Baik

Seorang pembantu rumah tangga di tengah membersihkan jendela rumah.
Sumber :
  • REUTERS/Nicky Loh

VIVA.co.id – Selama mudik lebaran, kekerasan terhadap anak tidak hanya terjadi ketika melakukan perjalanan mudik itu sendiri. Kekerasan pada anak juga kerap terjadi karena keteledoran dan tidak selektifnya para orangtua dalam memilih tenaga infal atau tenaga pengganti asisten rumah tangga pada saat mudik.

Seperti diketahui, setiap mudik, banyak orangtua yang mempekerjakan tenaga infal untuk mengurus pekerjaan rumah tangga ketika asisten rumah tangga pulang kampung. Untuk itu, dalam diskusi yang diadakan di Komisi Perlindungan Anak Indonesia pada Rabu 29 Juni 2016, Asrorun Ni'am Sholeh memberikan tips bagi para orangtua dalam memilih tenaga infal agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, terutama kekerasan pada anak.

Menurutnya ada tiga hal yang harus dipastikan oleh para orangtua dalam memilih tenaga infal ketika ditinggal asisten rumah tangga. Prinsip dasarnya adalah hak pengasuhan pada anak tetap berada di tangan orangtua.

Hal pertama yang harus diperhatikan menurut Asrori adalah mengenali identitas dan kredibilitas dari para tenaga infal. Sering kali ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan oleh tenaga infal, orangtua kesulitan untuk melacak keberadaan pelaku.

Yang kedua, harus diprioritaskan tugas dan tanggung jawab yang harus dikerjakan dan dilakukan oleh tenaga infal, seperti mencuci, memasak, dan tugas rumah tangga lainnnya. "Sementara tanggung jawab pengasuhan anak harus tetap ada pada orangtua," lanjut dia.

Kemudian yang terakhir, tambah Asrori, jika harus tetap memberikan hak pengasuhan kepada tenaga infal, harus tetap dipastikan dalam pengawasan orang tua. "Karena sering kali tingkat penelantaran dan kejahatan seksual terhadap anak, karena pemilihan tenaga infal yang tidak selekftif ini," ujar Asrori.

(ren)