Efek Buruk Janjikan Hadiah untuk Anak yang Berpuasa Penuh

Ilustrasi hadiah untuk anak
Sumber :
  • HealthyandBeloved

VIVA.co.id – Mengajarkan anak berpuasa di bulan Ramadan, bukanlah hal yang mudah. Tak heran, jika kebanyakan orangtua, menjanjikan atau mengiming-imingi anak mereka dengan hadiah bila mampu berpuasa sebulan penuh. Padahal, hadiah yang dijanjikan sedari awal tidak efektif mengubah perilaku anak secara jangka panjang.

Dilansir laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Najelaa Shihab, pegiat pendidikan keluarga, mengatakan, sebaiknya orangtua jangan menjanjikan hadiah sedari awal, sebab hal tersebut akan memanipulasi perilaku anak. Mereka akan menjalankan ibadah puasa bukan karena hal tersebut adalah kewajiban namun karena mengejar hadiah dari orangtua.

Anak-anak pun berpotensi terbiasa menjalankan puasa hanya bila ada hadiah. Jumlah hadiah yang diminta anak dapat saja bertambah atau meningkat setiap tahun. “Misalnya tahun ini orangtua menjanjikan akan memberi uang Rp 10 ribu perhari puasa. Tahun berikutnya, bisa jadi anak meminta lebih,” ujar Najelaa.

Pendiri Sekolah Cikal tersebut mengatakan orangtua boleh saja memberikan hadiah bila anak berpuasa sebulan penuh. Namun, hadiah tersebut harus diberikan secara spontan, tidak dijanjikan sedari awal.

Jadi setelah anak menunaikan puasa sebulan penuh, orangtua dapat memberikan kejutan berupa hadiah sebagai luapan kebahagiaan. Namun, perlu diingat bahwa hadiah tersebut harus diberikan di akhir puasa, dan tanpa didahului oleh iming-iming atau janji sebelumnya.

Najella juga menganjurkan agar orangtua memberikan dukungan kepada anak ketimbang hadiah. Biasanya hadiah diberikan hanya pada saat anak sukses atau mendapat prestasi. Namun dukungan diberikan pada berbagai situasi, termasuk saat anak mengalami kesulitan.