Siapkan Mental Anak Korban Penggusuran

Warga yang terkena penggusuran.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Danar Dono

VIVA.co.id – Belakangan ini masalah penggusuran lahan sedang menjadi sorotan. Banyak warga ibu kota yang tidak rela meninggalkan daerah yang selama ini menjadi tempat tinggal mereka. Terkadang, terjadi bentrokan dan kerusuhan. 

Saat kondisi seperti ini, yang harus diperhatikan adalah anak-anak. Orangtua harus bisa melakukan pendekatan kepada anak-anak bahwa mereka akan pindah dan menempati rumah baru. 

"Prinsipnya sama seperti pindah rumah, pindah sekolah, beri informasi pada anak secara perlahan," kata Psikolog anak, Ayoe Sutomo pada VIVA.co.id.

Diusahakan, kata Ayoe untuk tidak memberikan informasi soal penggusuran atau pindah tempat secara mendadak. Paling tidak dua atau tiga bulan sebelum penggusuran terjadi.

"Dan karena anak berpikirnya sangat konkrit, tidak bisa hanya sekedar cerita, sebaiknya ajak mereka untuk melihat, berikan gambaran positif tempat itu seperti apa," ujarnya.

Menurutnya, dengan memberi tahu lebih dahulu, anak tidak akan terkejut dengan kepindahan mereka ke tempat baru. 

"Itu hanya bisa dicapai kalau orang tua memiliki pandangan positif terhadap kepindahan, penggusuran, tapi kalau pandangan negatif, statement yang keluar juga negatif, sehingga akan membuat anak takut, tidak merasa nyaman. Dan akhirnya kurang bisa beradaptasi dengan baik."

Sedangkan Ketua KPAI Asrorun Ni'am Sholeh mengatakan bahwa hak atas papan bagi anak korban penggusuran sudah hilang, jadi mereka memerlukan alternatif lain yang sesuai dengan kondisi kebutuhan anak. "Tidak semua orang tinggal di istana itu nyaman."