Kota di Italia Ini Keluhkan Serbuan Restoran Makanan Asing
- Reuters
VIVA.co.id - Pemerintah kota Florence di Italia mengimbau semua gerai makanan di pusat kota Italia untuk lebih banyak menjual produk makanan lokal.
Florence adalah kota wisata yang baru-baru ini mengadopsi slogan, “kamu adalah apa yang kamu makan”, dan memastikan bahwa semua gerai makanan memproduksi 70 persen makanan lokal.
“Kami melihat penyimpangan yang tidak dapat dihentikan pada warisan budaya kita, termasuk makanan,” tulis Walikota Florence, Dario Nardella, dalam akunnya di Facebook, seperti dilansir dari Reuters.
Dia menjelaskan bahwa di Florence, restoran, termasuk minimarket dan Asiamarket buka 24 jam sepanjang pekan. Restoran tersebut rata-rata merupakan milik imigran.
Kampanye Slow Food dan gerai Eataly sudah lama mempromosikan makanan Italia dan kini pemerintah ikut melakukan promosi. Misalnya, pada bulan lalu, Walikota Verona, Flavio Tosi mengatakan bahwa dia tidak mengizinkan pendirian gerai kebab baru di pusat kota bersejarah yang menjadi latar kota, tempat mahakarya Shakespeare, Romeo and Juliet.
Peraturan ini menimbulkan reaksi beragam dari masyarakat Italia. Sebagian di antara mereka mengeluhkan makanan lokal memiliki kualitas yang rendah, namun sebagian lainnya mendukung peraturan tersebut agar dapat melindungi keberagaman lokal.
Tidak seperti Tosi, Nardella menetapkan peraturan lebih sederhana di Florence, dengan menawarkan banyak makanan lokal yang sehat dan mengurangi junk food.
“Dulunya di sini banyak tempat lokakarya para perajin, kafe-kafe bersejarah, bioskop dan kedai-kedai tua, tapi sekarang banyak tersedia makanan cepat saji, pizzeria dan restoran kelas bawah yang menarik perhatian para turis,” tuturnya.