Menguak Heoibikuni, Pekerjaan Terburuk dalam Sejarah Jepang

Pakaian Tradisional Jepang Kimono
Sumber :
  • REUTERS/Thomas Peter
VIVA.co.id - Masa titik balik Jepang ada di tahun 1603 hingga 1868, merupakan zaman Edo. Setelah beberapa abad berturut-turut terjadi pertempuran berdarah, akhirnya Jepang bisa memiliki pemerintahan pusat yang tenang.

Bebas dari ketakutan terhadap keturunan samurai daerah lain yang bisa mengganggu desa mereka, orang Jepang bisa memanfaatkan tenaga mereka untuk lebih  mengembangkan kebudayaan, seperti mode avant garde, artistik baru, dan menemukan bagaimana mereka seolah tidak pernah mengeluarkan gas.

Saat itu muncul profesi yang disebut heoibikuni. Heoibikuni adalah seorang wanita yang bekerja sebagai pelayan nona muda dari keluarga bangsawan seperti putri dari panglima perang tertinggi atau hakim. Meski begitu, pekerjaan ini dianggap sebagai profesi terburuk dalam sejarah Jepang.

Dilansir laman rocketnews24, tugas mereka menemani nona muda ketika mereka berkunjung atau sedang menerima tamu, biasanya heoibikuni diasumsikan bertugas sebagai wanita penunggu atau chaperone. Namun yang lebih penting, tugas utama mereka menutupi kejelekan sang nona, terutama ketika wanita keturunan bangsawan itu tak sengaja buang gas alias kentut di hadapan publik dan orang-orang penting.

Ya, bisa dibilang, tugasnya tidak hanya menemani, tugas sebenarnya seorang heoibikuni adalah mengaku bahwa dia yang membuang gas, padahal sebenarnya nona muda yang telah membuang gas.

Meski diragukan bahwa orang-orang akan mempercayai pengakuan tersebut, namun tidak ada seorangpun yang mau terlibat masalah saat membuat sebuah pengakuan, "Saya baru saja buang gas."

Dengan menjadi orang yang disalahkan, heoibikuni telah menyelamatkan harga diri nona muda. Bisa dikatakan bahwa pelayanan seorang heoibikuni akan sangat bermanfaat saat acara perjodohan, sebagaimana orang kebanyakan yang tidak ingin memberikan kesan buruk di awal pertemuan.