Menikmati Burger Hitam di Empat Kota Indonesia
Kamis, 5 November 2015 - 10:04 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Dody Handoko
VIVA.co.id - Burger Item (hitam) berawal dari kota Paris van Java, produk Azhari Oktavian ini mulai dikenalkan ke publik 2011. Tak disangka, dalam waktu cepat, ia sudah mampu membuka 9 outlet. Tidak hanya di kota Bandung, tapi juga sudah merambah ke kota Cirebon bahkan Yogyakarta.
Baca Juga :
Di awal, Azhari masih mengembangkan konsep booth atau gerobak. Dengan harga yang terbilang minim, ternyata perkembangannya pesat. Puncaknya, ia bahkan mampu membuka 40 outlet dalam waktu singkat. Namun seiring dengan perkembangan waktu, kini ia mulai menyasar segmen yang lebih tinggi lewat konsep resto dan semi resto.
“Saya sadar kalau orang Indonesia itu tidak terlalu suka dengan burger. Bahkan, boleh dibilang makan burger hanya sesekali saja. Burger belum menjadi makanan harian masyarakat,” ujarnya.
Sementara untuk gerobak, meskipun perkembangannya bagus, tapi berbagai kendala tetap saja ada. Salah satunya soal Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas dan terlatih. Umumnya, banyak outletnya yang kemudian tutup karena masalah SDM yang tidak baik. Padahal, diakuinya, dalam sehari, minimal ia bisa menjual 40 burger.
Sekarang, Burger Item sudah ada di empat kota di tanah air, seperti di Jakarta, Bekasi, Cirebon, dan Yogyakarta. Ke depan, Azhari menargetkan bisa membuka resto di lima kawasan Jakarta, yaitu di kawasan Selatan, Barat, Timur, Utara, dan Pusat. Sementara untuk ekspansi ke luar kota, ia akan mengandalkan momen pameran.
Kini, Burger Item concern dalam mengembangkan tiga paket franchise. Pertama, premium partner dengan harga Rp11 juta–Rp17 juta (konsep gerobak). Kedua, gold partner dengan harga di kisaran Rp50 juta-an (semi resto). Ketiga, paket unlimited partner dengan harga antara Rp100 juta – Rp300 juta (resto).
“Yang paket premium partner, memang kami lebih fokuskan untuk para pengusaha pemula, yakni mereka yang ingin belajar bisnis kuliner. Sedangkan kalau paket gold dan unlimited, varian menunya tidak hanya burger. Ada banyak menu lain yang bisa menjadi pilihan konsumen, seperti nasi goreng, mi kuah, nasi ayam, hotdog dan berbagai varian kopi,” katanya.
Dengan banyaknya persaingan di bidang kuliner, ia mengaku tak gentar dalam menghadapinya. Ia meyakini jika konsumen itu akan selalu memilih produk yang unik. Selain itu, konsumen pun akan melihat brand yang jelas. Dari segi produksi unik, sementara dari brand juga sudah terdaftar di HAKI. Selama ini, sasaran pasar anak muda, usia SD sampai mahasiswa.