Jalan Pangrango, Sudut Asyik Menikmati Kuliner di Bogor
Kamis, 23 Juli 2015 - 16:33 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Riska Herliafifah
VIVA.co.id - Bogor dijuluki sebagai kota hujan karena memiliki curah hujan yang sangat tinggi.
Pada zaman Belanda, kota yang hanya berjarak 54 kilometer dari selatan Jakarta ini disebut Buitenzorg, yang berarti tenang, tentram dan aman. Kalimat tersebut memang cukup menggambarkan suasana Bogor. Sejuk, teduh, ditutupi pepohonan yang cukup besar.
Kota yang memiliki luas daerah 21,56 kilometer persegi ini memiliki beberapa ikon terkenal dan dijadikan objek wisata. Mulai dari pemandangan alamnya, seperti Kebun Raya Bogor, yang memiliki lebih dari 15 ribu pepohonan, dan Istana Bogor yang memiliki rusa-rusa cantik di pekarangannya.
Anda juga bisa menikmati wisata sejarah dengan berkunjung ke museum Etnobotani. Di tempat ini, Anda akan memperoleh banyak pengetahuan tentang aneka tumbuhan dari berbagai suku bangsa yang ada Indonesia.
Ada pula museum Pembela Tanah Air (PETA), yang pada masa penjajahan Jepang menjadi tempat pembentukan Tentara Sukarela Pembela Tanah Air (PETA).
Setelah lelah berkeliling kota, tujuan yang dicari berikutnya adalah kuliner. Ya, Bogor juga dikenal dengan surga makanan lezat yang menggugah selera. Ada beberapa kawasan kuliner yang sangat terkenal di kalangan wisatawan lokal, khususnya warga Jakarta.
Mulai dari sepanjang jalan Suryakencana, depan gerbang Kebun Raya Bogor berjejer beraneka makanan berat dan ringan. Selain itu yang tidak kalah populernya adalah di Jalan Pangrango.
Jalan Pangrango terletak di depan Taman Kencana. Tidak sulit untuk menemukannya, karena beberapa papan kedai terpasang di perempatan jalan. Untuk menuju ke jalan tersebut juga tidak suit. Bila Anda tidak menggunakan kendaraan umum, dari stasiun Bogor, bisa menggunakan angkutan umum nomor 03.
Di sepanjang jalan ini, perut dan lidah Anda akan dimanjakan oleh kuliner yang berbeda-beda. Mulai dari kue pie, sisha, klappertaart dan masih banyak lagi.
Kali ini, Anda akan diajak untuk mencicipi dua tempat yang jarang sepi pengunjung, yakni Kedai Kita dan Klappertaart Huize. Jarak kedua tempat ini tidak begitu jauh, bisa ditempuh hanya dengan berjalan kaki.
Kedai Kita
Papan nama Kedai Kita di Jalan Pangrango, Bogor. Foto: VIVA.co.id/Riska Herliafifah.
Sore itu, lalu lintas jalan Pangrango cukup sepi, hanya beberapa kendaraan yang melintas. Tapi lahan parkir di beberapa tempat makan dipenuhi oleh pengunjung yang ingin mengisi perut atau sekadar kongko. Salah satunya adalah di Kedai Kita.
Kedai yang bertempat di Jalan. Pangrango no. 21 ini tidak pernah sepi pengunjung. Terlihat dari banyaknya kendaraan terparkir rapi di depan dan samping kedai.
Memasuki bagian depan, terlihat beberapa orang tengah asyik menikmati makanan bersama orang terdekat. Anda bisa memilih tempat duduk sesuai selera, bisa di depan, di dalam ruangan, atau lesehan.
Untuk menu, Kedai Kita memiliki tiga andalan yang sangat disukai pengunjung. Di antaranya Sapi Lada Hitam, Mie Pangsit Goreng dan Pizza Tungku. Jangan heran bila ada banyak varian mi di sini, karena dari sejarahnya, Kedai Kita memang menyajikan berbagai macam mi.
“Dulu namanya Bakmi Kita karena memang jualannya mi. Tahun 2004, tempat makan ini bikin menu Italia. Pizza Tungku mulai dari tahun 2004 pas ada menu Italia,” ujar Neneng, Supervisor Kedai Kita saat ditemui VIVA.co.id.
Menu Mi Sapi Lada Hitam yang disajikan dalam hot plate di Kedai Kita. Foto: VIVA.co.id/Riska Herliafifah.
Saat memesan Mi Sapi Lada Hitam, suara luapan kuah panas dan uap tebal akan menyambut meja makan Anda. Aroma daging asap yang beradu dengan lada hitam seakan siap menyelimuti rongga mulut. Mi Sapi Lada Hitam ini terdiri dari potongan daging sapi, mi tipis, paprika, saus lada hitam.
Porsinya cukup banyak, cocok buat Anda yang ingin memanjakan perut. Rasa asin, manis dan pedas menggoyang lidah. Ditambah dengan tekstur mi yang lembut dan potongan daging sapinya, sangat menggugah selera.
Menu berikutnya yang juga menjadi andalan adalah Pizza Tungku. Neneng mengatakan, keunggulan dari Pizza Tungku dilihat dari proses pembuatannya yang menggunakan kayu bakar.
Selain itu, bentuk roti yang tipis, renyah dan gurih juga berbeda dari piza biasanya. Satu loyang piza, idealnya disantap oleh 2-3 orang dengan enam potongan.
Pizza Tungku ini menyediakan beberapa topping, seperti Pizza Margarita (keju), Vegetable (sayuran), Spicy Beef, Smoked Chicken Funghi, BBQ Smoked Chicken, Hawaiian, BBQ Smoked Beef, Tuna, Marinara (ikan dan cumi), Quatro (empat topping dalam satu piza). Yang menjadi kesukaan para pengunjung adalah taburan topping smoked beef dengan lelehan keju mozarela.
Pizza Tungku dibuat dengan menggunakan kayu bakar. Foto: VIVA.co.id/Riska Herliafifah.
Untuk minuman, Kedai Kita punya andalan fruit punch dan Cinderella, yaitu sari buah melon, jeruk, nanas yang dicampurkan. Warnanya yang kuning sangat menyegarkan mata dan memuaskan dahaga.
Kedai Kita
Jl. Taman Pangrango No.21 Bogor
Buka pukul 08.00 – 23.00
Harga makanan : Rp17ribu - Rp75 ribu
harga minuman : Rp13ribu - Rp25 ribu
Klappertaart
Suasana di Klappertaart Huize, Jalan Pangrango, Bogor. Foto: VIVA.co.id/Riska Herliafifah.
Setelah menikmati makanan berat di Kedai Kita, waktunya mencicip camilan yang diturunkan dari jaman penjajahan Belanda. Ya, klappertaart. Dessert yang dikenal khas Manado ini terbuat dari bahan dasar kelapa, tepung terigu, susu, mentega dan telur. Meski bukan panganan khas Bogor, tetapi di sana, ada tempat yang menyediakan klappertaart dengan cita rasa yang tidak kalah dari kota aslinya.
Klappertaart Huize bertempat di Jalan. Pangrango no.25, tidak jauh dari Kedai Kita, hanya dipisahkan oleh sebuah taman. Tidak sulit menemukannya, Klappertaart Huize berada di kiri jalan dengan bangunan berwarna serba oranye. Halaman parkirnya pun cukup luas, sehingga cukup menampung pengunjung.
Baca Juga :
Dari luar terlihat meja dan kursi yang tersusun rapi. Beberapa keluarga tampak menikmati suap demi suap klappertaart sambil berbincang, sementara anak-anak pun terlihat asyik bermain ayunan.
Konsep Klappertaart Huize yang kini lebih cenderung keluarga, berbeda dari yang sebelumnya. Hal itu disampaikan oleh Usman, Marketing Manager dari Klappertaart Huize.
“Dahulu sewaktu pertama berdiri tahun 2007, konsepnya take away. berkembang sampai sekarang, ada tempat bermain anak, free Wi-Fi, di dalam ada jualan mainan anak. Sejak awal memang konsepnya untuk keluarga,” kata Usman saat ditemui VIVA.co.id.
Munculnya Klappertaart Huize diawali pada tahun 2007. Pemilik punya ide untuk mencoba membuat suatu produk makanan yang ekslusif, yang mempunyai kaitan dengan sejarah kota Bogor, dan didapat tiga jenis produk snack. Klappertaart, macaroni schotel dan indische pastei (pastel tutup). Ketiganya mempunyai latar belakang makanan ala Belanda.
“Kota Bogor juga punya historical Belanda, akhirnya dicari juga makanan khas Belanda, tapi masuk ke lidah indonesia. Tiga produk pertama itu klappertaart, makaroni sama pastel. Kami riset produknya ada, jadi,” tuturnya.
Soal rasa, Klappertaart Huize tidak hanya menyajikan rasa original yaitu susu dan kelapa. Anda akan menemukan varian rasa yang lain, seperti stroberi, blueberry, pandan, tape ketan, green tea, durian, dan oreo. Meski diberi tambahan, rasa kelapa dari adonan klappertaart tidak hilang dan tidak ada rasa enek saat kue ini menyelimuti rongga mulut.
Hal yang sangat membedakan klappertaart ini dengan yang lain adalah penggunaan sertifikat halal MUI.
Klappertaart Huize menyedikan beragam jenis klapertaart. Foto: VIVA.co.id/Riska Herliafifah.
“Kami pakai sertifikat halal karena kan klapertaart identik dengan rum dan kita melihat Bogor berkaitan dengan program kota halal. Jadi kami produknya halal,” kata dia.
Terdapat berbagai macam ukuran klappertaart, yakni reguler 125 ml, large 145ml, oval 10x20 sentimeter dan jumbo berdiameter 20 sentimeter dengan tingginya 4 sentimeter.
Klappertaart Huize
Jl. Taman Pangrango No.29 Bogor
Buka: jam 10.00 – 22.00
Harga: Rp12 ribu – Rp120 ribu.
(ase)