Rupa-rupa Es Krim Legendaris
- VIVAlife/Muhamad Solihin
Ke Jakarta aku, kan kembali…
Walaupun apa yang kan terjadi…
VIVAlife - Tak salah Koes Plus memutuskan kembali ke Jakarta. Ini kota serba ada. Jakarta rumah bagi keramaian dan modernitas. Namun di tengah kehidupan dinamis itu, ada gurat-gurat yang terlupa.
Salah satunya, kuliner. Jakarta tak hanya punya restoran-restoran megah berkonsep mewah. Menunya mendunia, harganya melangit. Di antara itu, ada banyak kuliner peninggalan masa lalu.
Tak banyak memang yang mampu bertahan hingga kini. Mereka harus berjuang menembus gempuran modernisasi di segala penjuru. Tata kota yang berbenah, juga selera lidah yang berubah-ubah.
Namun ada yang jejaknya masih melekat kuat sepanjang usia Jakarta. Mereka seperti urat nadi kota ini. Menyambanginya, tak hanya mendapat sensasi rasa dari masa lalu. Aroma “jadul” juga membuai.
Ada yang terletak di sela-sela pertokoan padat, berdampingan dengan riuhnya aktivitas warga, atau tersembunyi di balik kemegahan rumah ibadah. Sebagian sudah menyesuaikan diri dengan peradaban.
Kali ini, VIVAlife mengajak menelusuri kuliner lawas berupa es krim-es krim “jadul” di Jakarta.
Es krim Tropic
Alamat: Pasar Baru 28A, Jakarta Pusat
Di antara bangunan berjejal di Pasar Baru, sebuah kedai menyempil tak kentara. Sekilas, tampak seperti rumah makan biasa. Ada tulisan “Tropik” dengan huruf besar-besar berwarna merah di etalase kacanya.
Lampunya tenang, namun tak temaram. Kursi dan meja sederhana berjajar rapi.
Ruangan dalamnya cukup luas, tak terasa sesak. Keramik redupnya memantulkan suasana rimbun. Berada di sana seperti menemukan persembunyian nyaman dari terik matahari dan keramaian kota.
Tak banyak yang tahu, kedai sederhana itu menyimpan kisah sejarah Jakarta. Restaurant & Ice Cream Palace Tropic, demikian kedai itu disebut, sudah ada sejak medio 1950-an. Hingga kini, masih eksis.
Dahulu, kursi dan meja di sana terbuat dari rotan. Dindingnya dihiasi lukisan tangan yang nyeni. Seiring berjalannya waktu, dekorasi berubah menjadi agak kekinian. Namun, esensi legendarisnya tak pudar.
May, generasi penerus dari sang perintis kedai menjelaskan, Restaurant & Ice Cream Palace Tropic telah direnovasi sekitar empat kali. Terakhir dilakukan tahun 1980-an. Dekorasi itu dipertahankan hingga kini.
Lokasi pun tak berubah dari masa lampau. Pada VIVAlife May menuturkan, ia memang enggan pindah tempat. “Karena orang-orang tahunya Tropic itu di Pasar Baru,” ungkapnya.
Tropic pernah membuka cabang di Mal Ambassador, Food Court BNI Tower, dan di Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan. Namun, saat ini Tropic hanya dapat ditemui di Pasar Baru, tempat sejak awal berdiri.
“Pelanggan yang dulu masih sering datang,” kata wanita yang masih turut andil dalam operasional kedai.
Seorang pelanggan yang ditemui VIVAlife, Harry mengungkapkan, ia sering datang untuk nostalgia.
“Dulu semasa pacaran, saya sering ke sini dengan almarhum istri. Kadang ada rasa sedih, tapi di sini banyak memori tentang istri saya,” ujar pria yang usianya sudah mencapai kepala enam itu.
Tropic memang dikenal karena kelezatan es krimnya. Racikan resep keluarga sang pemilik, menjadi komoditas utama yang dijajakan. Es krim itu punya beberapa varian dengan ciri khas rasa tersendiri.
Banana Split dan Tutti Frutty paling difavoritkan pelanggan. Tutti Frutty punya tiga kombinasi tiga rasa, pelanggan boleh memilih sendiri. Rasa lain yang patut dicoba: Cokelat Rum, Mocca Rum, Vanilla Frambozen, Cokelat, Mocca, Stroberi, Snow White, dan banyak lagi.
Mocca Rum dan Cokelat Rum ditambah krim yang memperkaya cita rasa. Taburan kacang di atasnya menambah istimewa. Pertama mendarat di lidah, rasa manisnya langsung membuat ketagihan.
Meski namanya berbeda, masing-masing varian es krim punya kesamaan. Teksturnya lembut, rasa manisnya pas, dan berbahan dasar alami tanpa pengawet. Topping-nya pun memanjakan lidah.
Memasuki tahun 1970-an, Restaurant & Ice Cream Palace Tropic mulai mencoba menjual makanan. Menu awalnya hanya gado-gado dan mie. Sekarang makin beragam: soto, sate, opor, mie ayam, Lontong Capgomeh, bihun, dan nasi goreng. Semua disajikan dengan “jadul”.
May memang sengaja mempertahankan karakter lampau pada kedai dan menunya. Ia tak pesimistis menghadapi persaingan dengan es krim lain yang lebih modern dan menjamur.
Yang sering ia keluhkan hanya soal pelanggan baru. “Dulu pusat perbelanjaan ya cuma di sini, di Pasar Baru. Tapi sekarang sudah banyak mal yang lebih ramai,” katanya memaparkan.
Es krim Baltic
Alamat: Jalan Kramat Raya No 10-12, Jakarta Pusat
Sedari dulu, Senen dikenal sebagai wilayah yang tak pernah mati. Hiruk pikuk selalu menyelimuti. Suara klakson dan derum gas kendaraan bersahutan. Jika tengah terjebak di sana, mampirlah ke Kramat Raya.
Ada sebuah kedai yang menjajakan penawar panas bercita rasa lezat. Es Krim Baltic namanya. Usianya tak lekang dimakan zaman. Sejak tahun 1939, masih tegap berdiri menantang gelombang perubahan.
Sayang, tak ada lagi jejak masa lalu pada kedai itu. Dekorasi ruangan sudah disetel modern nan minimalis. Padahal menurut keterangan penerus usaha, Mulya Setiawan, dahulu kedainya begitu lega.
Seirama dengan ruang kota yang semakin padat, gerainya menyusut. Kini hanya ada lima meja yang disediakan untuk pengunjung. Meski begitu, ragam hidangan yang dijajakan amat bervariasi.
Ada produk es krim yang dikemas lewat cup, stick, bahkan kue tart. Pelanggan bisa memilih rasa durian montong, green tea, alpukat, atau stroberi, yang memberikan cita rasa buah asli. Menu favorit sejak dulu, cokelat, kopyor, dan stroberi berlapis coklat pun masih dipertahankan.
Orisinalitas rasa juga tetap terjaga sejak zaman Belanda. Di usia yang mencapai 75 tahun, kesitimewaan rasa membuatnya tetap hidup. Manis tak berlebihanan, lembut, dan tanpa pengawet.
Untuk menjaga pelanggan setia, Es Krim Baltic menawarkan jasa antar. Dengan hanya memesan lewat telepon, pelanggan kini dapat duduk manis di rumah menunggu kedatangan es krim pujaan.
Harga yang dipatok pun sangat terjangkau. Hanya dengan Rp5 ribu saja, pelanggan dapat memuaskan lidah dengan belaian lembut nan dingin es krim legendaris ini.
Es krim Ragusa
Alamat: Jalan Veteran 1 No 10, Jakarta Pusat
Bagi pencinta es krim, Ragusa bukan lagi nama asing. Itu destinasi utama jika ingin menikmati rasa es krim “jadul” yang masih istimewa. Terbukti, kedainya di dekat Masjid Istiqlal, selalu dipadati pelanggan.
Beberapa kali VIVAlife berkunjung, antrean panjang kerap terlihat. Masyarakat Jakarta, baik tua maupun muda, berbondong-bondong ingin mengecap kenikmatannya. Sekaligus, berburu nyaman di kedainya.
Kata “Ragusa” merupakan gabungan nama dua orang berkebangsaan Italia. Yakni, Luigie Ragusa dan Vincenzo Ragusa. Puluhan tahun lalu, mereka menginjakkan kaki di Nusantara.
Keduanya kemudian berinisiatif menjual es krim berbahan dasar susu, dengan resep racikan sendiri. Pertama berdiri tahun 1932, Ragusa sudah bertempat di Jalan Veteran 1 No 10, Jakarta Pusat.
Hinga kini, kedai dipertahankan seperti masa jayanya. Pertama masuk, pelanggan langsung dibuai aroma masa lalu. Kursi rotan klasik dan meja bundar ditata rapi. Foto masa silam terpajang di dinding.
Menu-menunya pun masih seperti Ragusa bertahun-tahun lalu. Berbagai varian punya keistimewaan berbeda-beda. Misalnya, Banana Split dan es krim spaghetti yang jadi menu andalan sejak lama.
Es krim spaghetti, dibentuk panjang mirip mie khas Italia dengan taburan nougat dan sukade. Tak ada bahan pengawet di dalamnya. Rasa manisnya yang sederhana membuat lidah tak berhenti melahap.
Pilihan rasa lain yang tak kalah menggugah selera, seperti Chocolate Sundae, Tutti Fruty, Cassata Siciliana, Coupe de Maison, Rum Raisin, Vanilla, dan Mocca.
Menurut pengakuan Sias Mawarni yang kini menjadi pemilik, dahulu Ragusa punya 20 cabang. Namun kini, hanya tersisa tiga kedai. Selain di Jalan Veteran, pelanggan juga bisa menemukannya di Duta Merlin Plaza dan Gambir Expo, PRJ Kemayoran Jakarta. (ren)