Inovasi Mengejutkan: Es Krim Lezat Rendah Kalori Buatan Mahasiswa UI

Cocova produk inovasi mahasiswa UI yang rendah kalori
Sumber :
  • VIVA.co.id/Rinna Purnama (Depok)

Depok, VIVA – Inovasi yang dihasilkan mahasiswa Universitas Indonesia (UI) di bidang kuliner sungguh luar biasa. Di tangan sekelompok mahasiswa UI ini, santan kelapa bisa menjadi cemilan enak dan sehat. Fathan Mubina mahasiswa Biologi FMIPA UI, Widya Nurhidayah Tri Kusumah mahasiswa Gizi FKM UI dan M. Ulummudin dari Ilmu Administrasi Niaga FIA UI berhasil meramu santan kelapa menjadi es krim rendah kalori.

Produk yang dihasilkan bernama Cocova. Terbuat dari santan kelapa kental yang dicampur dengan daun jambu biji dan stevia hingga menghasilkan es krim rendah kalori dan sehat tanpa bahan pengawet. Cocova aman dikonsumsi penderita diabetes karena tidak ada pemanis buatan di dalamnya.

Fathan selaku CEO Cocova mengatakan, Cocova adalah eskrim pertama yang tersertifikasi herbal. Dibuat dari 100 persen bahan alami tanpa tambahan kimia.

“Bahan utamanya dari alam Indonesia yaitu pakai coconut cream (santan kental) dari kelapa murni yang diambil dari perasan pertama tanpa tambahan apapun, termasuk air. Kemudian diolah dengan campuran daun jambu biji dan stevia. Jadi kita ngga pakai pemanis buatan ataupun gula,” kata Fathan, Senin, 20 Januari 2025.

Es krim rendah kalori buatan mahasiswa UI

Photo :
  • VIVA/ Rinna Depok

Dia dan dua temannya dari UI melakukan riset selama dua tahun hingga akhirnya mendapatkan hasil es krim sehat ini. Sebagai mahasiswa jurusan Biologi, Fathan mempelajari berbagai bahan alami yang ada di Indonesia termasuk santan kelapa dan daun jambu biji. Riset pertama dilakukan tahun 2022 hingga akhirnya berhasil mendapatkan komposisi yang pas pada tahun 2024.

“Riset pertama sekitar tahun 2022 dan kita produksi pertama kali pada Januari 2024. Jadi awalnya kita belajar tentang daun jambu biji tentang anti diabetes, oh ya udah berarti ini kita buat supaya kalangan diabetes bisa konsumsi. Tapi seiring dengan kita berjalan, kita menginteraksi permasalahan-permasalahan, kita mau berhubungan langsung dengan konsumen. Ternyata konsumen itu lebih ke arah ingin adanya cemilan enak yang sehat. Saat ini kan awareness tentang kesehatan sudah meningkat jadi kita berfikir untuk membuat cemilan yang sehat, enak dan dapat dikonsumsi anak-anak dan aman bagi penderita diabetes,” ujarnya.

Fathan sempat merasa khawatir dengan banyaknya minuman di luaran yang menggunakan pemanis buatan hingga menyebabkan banyaknya anak-anak terkena penyakit hingga harus cuci darah. Berangkat dari permasalahan tersebut dia dan teman-temannya berfikir membuat camilan sehat namun enak.

“Kemarin kan marak minuman-minuman manis dan puncaknya waktu ada berita-berita viral. Wah ini banyak anak kecil yang cuci darah gitu dan itu memang salah satu pengalaman kita juga bersama teman saya dan disitu jadi mungkin alasan utama membuat es krim sehat ini. Kita ingin bagaimana caranya membantu konsumen kita untuk mempermudah transisi mereka dalam mengkonsumsi makanan sehat, tapi disisi lain tanpa mereka harus meninggalkan makan favoritnya kayak es krim. Jadi Cocova ini solusi bagi yang ingin nyemil enak tapi sehat. Sederhananya itu,” ceritanya.

Fathan menceritakan alasan memilih santan kelapa sebagai bahan utama adalah karena untuk mengangkat kearifan lokal. Karena Indonesia dikenal sebagai salah satu produsen kelapa terbesar di dunia. Selain itu, kelapa juga bahan yang umum digunakan dalam kuliner Nusantara. Dia pun ingin mengangkat bahwa santan dapat dijadikan camilan enak yang sehat berupa es krim.

“Masih sangat sedikit dan mungkin jarang dikenali oleh masyarakat Indonesia kalau sebenarnya kelapa memiliki potensi yang tidak hanya untuk masakan saja. Nah, kita di sini bertujuan untuk memodernisasi potensi bahan alam Indonesia berupa santan kelapa menjadi es krim. Dan kami pelajari dari beberapa jurnal penelitiannya bahwa ternyata dengan pengolahan dan pemilihan yang baik, santan bisa menurunkan kadar kolesterol jahat dalam darah. Sebenarnya itu juga jadi salah satu bentuk edukasi kita, kalau ini ada sedikit miskonsepsi dalam memahami bahaya dan kandungan dari santan kelapa. Karena kebanyakan santan kelapa yang dikonsumsi itu sudah dimasak lama sekali, suhunya tinggi, jadi kandungannya berubah dan ditambah juga lemak hewani,” ungkapnya.

Dari hasil riset dan penelitian Fathan bersama tim, mereka pun memberanikan diri memproduksi es krim untuk dijual pertama kali pada Januari 2024. Dia tidak menyangka responnya ternyata bagus dan produknya digemari. Produknya pun sudah bisa dipesan melalui ecommerce dan bisa dikirim hingga ke luar kota.

“Kalau untuk secara tekstur Alhamdulillah setelah kita mengintegrasikan resepnya lebih dari 2 tahun kita bisa mendapatkan es krim dengan tekstur yang hampir menyerupai gelato. Alhamdulillah riset kami sudah menjadi produk yang terhilirisasi dan diproduksi untuk umum. Saat ini kami bisa produksi 450 cup per bulan dengan enam varian rasa yaitu rasa vanilla, cokelat, strawberi, blueberry, pandan dan gula aren. Harganya mulai dari Rp 35.000 untuk ukuran 150 mililiter. Untuk kemasan kecilnya Rp 17.000 sampai Rp 23.000,” katanya.

Dia bersyukur mendapat dukungan dari UI mulai dari awal hingga saat ini. Untuk mendapatkan modal, Fathan dan tim pun sering mengikuti lomba dan akhirnya mendapat pendampingan UI hingga masuk ke inkubasi bisnis UI.

“Kita juga ikut berbagai inkubasi, salah satunya inkubasi dari UI juga di DISTP. Itu juga kita dapat inkubasi yang bisa bantu kami dalam proses pengadaan aset, riset pasar dan juga riset tentang produknya. UI sebagai akar dari kami, disitu awal mula gimana kita sadar bahwasanya ada potensi yang memang bisa kita gali dan kita sebagai mahasiswa yang dituntut selalu kreatif dan inovatif, disitu juga membentuk mungkin jadi katalis untuk membentuk Cocova ini,” tukasnya.

Dia bersyukur dapat terhubung dengan banyak pihak yang dibantu oleh UI. Fathan menuturkan, UI memiliki peranan penting sebagai lembaga yang unggul dan impactful dalam risetnya bersama tim hingga akhirnya menjadi produk yang terhilirisasi.

“Tentunya peran UI dalam pengembangan Cocova sangat penting. Kedepannya kami berharap untuk tetap partner berhubungan dengan UI dalam melancarkan berbagai inisiasi bisnis, strategi-strategi bisnis, yang tentunya untuk memberi manfaat yang lebih luas. Dengan adanya UI, harapannya memang bisa menjadi titik berdiri ya buat kami sehingga dalam pengembangannya kami bisa punya banyak kesempatan kesempatan, peluang peluang untuk menjangkau lebih luas lagi,” pungkasnya.