Terungkap! Ini Alasan Harga Lobster Mahal di Indonesia, Pantes Jadi Makanan Mewah

Budidaya Lobster di Banyuwangi
Sumber :
  • VIVA.co.id/Rizkya Fajarani Bahar

Banyuwangi, VIVA – Lobster merupakan salah satu jenis seafood yang banyak didapatkan dari perairan Indonesia. Lobster terkenal sebagai bahan makanan yang mahal sehingga hidangan yang disajikan menggunakan daging lobster sering kali dibanderol dengan harga yang cukup tinggi. Rata-rata untuk harga 1 kilo lobster bisa mencapai Rp250-300 ribu.

Padahal, lobster hasil budidaya dalam negeri kini berkembang pesat hingga bisa ekspor ke luar negeri. Misalnya saja yang dilakukan oleh pusat budi daya lobster bernama Kampung Lobster di Desa Bangsring, Banyuwangi. Scroll untuk info lengkapnya, yuk!

Berikut 4 alasan mengapa lobster di Indonesia dijual dengan harga yang mahal.

Waktu lama untuk budi daya lobster

Udang lobster.

Photo :
  • VIVA/Dani Randi (Aceh)

Membudidayakan lobster berbeda dengan seafood lainnya, misalkan udang yang bisa dipanen setelah 100 atau 6 bulanan. Lobster membutuhkan waktu setidaknya 1,5 tahun untuk menghasilkan ukuran yang sedang dan pas untuk dikonsumsi.

"Untuk membudidayakan lobster ini tidak gampang. Dari ukuran kecil, namanya baby lobster ya, benihnya sampai ukuran 165 gram untuk ekspor, itu butuh waktu 1,5 tahun. Paling cepat dah itu," kata Pemilik Kampung Lobster, Suwardi, dalam acara Jelajah Gizi bersama Danone Indonesia, baru-baru ini.

Biaya pakan sampai operasional

Selama membudidayakan lobster, dibutuhkan biaya pakan yang cukup besar, tenaga profesional untuk menangkap hingga mengurus lobster, dan operasional tempat budidaya itu sendiri. Semua kebutuhan ini, terakumulasi menjadi pertimbangan harga lobster yang akan dijual di pasaran.

Perawatan dan metode budidaya

Membudidayakan lobster bukan sekadar memberikan makan setiap hari tetapi juga merawat dan menjaga kebersihan tempat serta air. Hal ini juga berkaitan dengan proses para penyelam mendapatkan lobster di dalam laut. Menurut Suwardi, ada sejumlah metode budidaya lobster termasuk keramba apung. Namun sayangnya di area sekitar perairan Desa Bangsring ini, ombak cukup besar dan kurang cocok menggunakan metode tersebut.

"Mungkin ada metode di luar sana tuh banyak juga yang di keramba apung. Mungkin mereka nggak terlalu susah membudidayakannya. Cuma, menurut kami ini kalau di apung harus ada di daerah teluk gitu. Teluk itu tanpa ada ombak. Sedangkan di tempat kita nggak bisa. Kalau lagi bulan Agustus, September ya, itu gelombangnya lumayan tinggi. Jadi harusnya di dalam, ke dalam laut," jelasnya.

Pakan lobster

Pakan yang diberikan pada lobster bukan sembarangan makanan, berbeda dengan memberikan makan ikan yang bisa dibeli di toko. Untuk menghasilkan lobster yang berkualitas, mereka diberi makan aneka jenis kerang yang masih segar, seperti kerang kurma, kerang manis, kerang hijau besar, atau keong sawah.

"Selama ini kami memakai metode pakan alami. Jadi kita juga mementingkan, pakan alami ini harus segar dan hidup. Sehingga lobster itu mendapatkan nutrisi yang bagus dan sehat. Untuk daging ikan-ikan rusak, kita nggak pernah kasih," katanya.