Menu Steak Identik dengan Daging Impor, Mengapa?
- Pixabay
VIVA – Harus teliti memilih daging untuk diolah menjadi hidangan lezat, seperti steak ternyata tidak bisa sembarangan. Berbagai jenis komposisi daging dan lemak harus diperhatikan, agar mendapatkan hasil bakaran yang sempurna dan juicy.
Lantas, adakah perbedaannya jika kita mengkonsumsi steak dengan daging sapi lokal dengan impor? Ternyata, daging sapi Indonesia tak bisa dibuat steak.
Hal tersebut dikatakan langsung oleh Wiku Wibowo, selaku Executive Chef Bhadarana Group, saat berbincang dengan VIVA di pembukaan outlet The Real Holysteak!.
"Iya jelas berbeda, kalau untuk steak, kita tidak menyarankan untuk menggunakan daging yang lokal. Itu, karena tekstur daging lokal itu terlalu keras," kata Wiku di Plaza Blok M, Jakarta, Selasa 9 Juli 2019.
Kerasnya tekstur daging lokal, membuat masyarakat sulit mengolah daging tersebut menjadi sajian steak yang lezat.
"Kecuali, sekarang ini ada istilah yang namanya Aging. Ada aging yang menggunakan daging lokal, nah itu kualitasnya hampir sama dengan daging impor, karena kualitas empuknya itu," katanya.
Kerja teknologi aging, yaitu daging sapi, kambing, dan lainnya dimasukkan ke dalam sebuah lemari pendingin dan diatur suhunya sesuai ketentuan, maka daging tersebut akan menjadi empuk.
"Teknologi sistem aging memiliki cara yang sama, hanya, kita harus tahu bagaimana mengendalikan suhu untuk mengurai enzim dalam daging tersebut," kata Wiku.
Untuk steak, Wiku tidak menyarankan menggunakan jenis daging lokal. "Daging lokal itu pasti keras. Karena, serat daging lokal berbeda dengan daging impor," tuturnya.