Kenapa Minuman Beralkohol Indonesia Kalah Populer Dibanding Sake?
- Pixabay/Pexels
VIVA – Bicara soal minuman fermentasi atau minuman beralkohol, produk sake dari Jepang cenderung lebih populer dibanding berbagai minuman fermentasi asal Indonesia di dunia internasional. Bahkan banyak orang Indonesia sendiri cenderung memilih sake dibanding minuman fermentasi asal Indonesia seperti misalnya arak Bali.
Menurut salah seorang pengrajin arak Bali Nyoman Nadiana, banyak orang Indonesia yang justru terlalu bangga dengan produk minuman fermentasi asing, Padahal, lanjut Nyoman, banyak wisatawan asing yang justru lebih menyukai dan tertarik untuk menikmati arak bali.
"Kalau blind tasting di warung antara minuman impor dan arak tanpa label, dia (wisatawan asing) pilih yang ini (arak). Tantangannya kita pertama harus bangga dengan produk kita dengan standarisasi yang alami tanpa embel-embel dari polosan kimia," ucap Nyoman saat ditemui di acara Pesona Minuman Fermentasi Nusantara, di Universitas Podomoro, Jakarta Barat, Selasa, 25 Juni 2019.
Selain itu, menurut Moderator Komunitas Jalansutra Harry Nazarudin, minuman fermentasi Indonesia sendiri bisa dibilang merupakan warisan budaya turun temurun yang harus dilestarikan. Harry mengatakan, jika ditilik dari sejarahnya, minuman dan teknologi fermentasi di Indonesia berasal dari dua arah.
"Pertama adalah migrasi manusia purba ke Indonesia yang membawa ragi dan bibit pohon aren. Kedua berasal dari alam Indonesia yang memberi teknologi fermentasi yang khas seperti yang terjadi pada tape ketan,” kata Harry.
Harry menambahkan, hal ini berarti minuman fermentasi merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan dan juga sangat berpotensi menjadi ikon Indonesia yang berdaya tarik internasional.
Meski demikian, lanjut Harry, sebetulnya telah banyak pihak yang secara mandiri mengembangkan minuman agar mampu bertahan dan bahkan mengkomersialisasikannya.
"Seperti contohnya, Sopi dari NTT dan Cap Tikus dari Minahasa Selatan. Selain dua produk tersebut, Arak pun juga menyusul untuk menjadi produk resmi berkat dukungan dari pemerintah daerah Bali.
Sementara itu, Dewan Pertimbangan Presiden, Sidarto Danusubroto yang juga hadir pada acara yang sama mengatakan bahwa potensi minuman fermentasi untuk diperkenalkan di dunia Internasional sendiri cukup besar.
"Ini harus dikembangkan. Tadi sudah saya bilang banyak produk-produk kita yang keluar lalu diimpor. Misalnya kopi kita disukai banyak anak muda. Kenapa tidak kita tingkatkan minuman fermentasi ini?" kata Sidarto
Ini juga menandakan era baru dari minuman fermentasi Indonesia. Layaknya produk bir yang awalnya juga merupakan minuman fermentasi dari negara asalnya.
“Namun, dengan semangat inovasi dan kemajuan teknologi, maka bir bisa menjadi salah satu minuman terpopuler di dunia," kata Harry. (nsa)