Brand Lokal Tanamera Coffee Segera Buka Outlet di Singapura

Dini Aryani Criddle dan Radityo Triatmojo.
Sumber :
  • VIVA/Tasya Paramitha

VIVA – Kualitas dan kelezatan kopi Indonesia telah diakui di dunia. Sayang, ekspor kopi Indonesia masih belum dapat memenuhi permintaan di luar negeri. Hal itu diungkapkan oleh pemilik Tanamera Coffee Indonesia, Dini Aryani Criddle.

Bahkan, Dini mengakui bahwa salah satu alasannya membangun Tanamera Coffee tahun 2013 lalu adalah karena gap yang terlalu jauh antara suplai dan jasa dalam industri kopi Tanah Air.

"Indonesia salah satu produsen kopi yang terbesar di dunia, tapi kita hanya kirim green beans dan balik ke sini dengan packing yang berbeda dengan brand lain," ujarnya kepada VIVA saat ditemui baru-baru ini.

Misi Tanamera Coffee sendiri adalah untuk mengangkat specialty coffee berstandar internasional dan mereka ingin mengangkat merk Indonesia ke luar negeri.

Saat ini mereka memiliki 17 single origins dan 5 blends kopi. Kualitas produk Tanamera Coffee juga tak perlu diragukan lagi. Mereka telah berhasil mendapatkan total 44 penghargaan untuk produk kopi yang menggunakan biji kopi Indonesia.

"2015 kami kirim kopi ke Melbourne untuk mengikuti kompetisi. Dari situ ada 800 roaster dari seluruh dunia. Kami menjuarai juara 1. Di sana kami mendapatkan 4 awards," ucap Dini.

Namun, itu tak langsung membuatnya puas. Untuk memperkenalkan dan mengangkat popularitas kopi Indonesia, Tanamera Coffee pun mengambil langkah berani, yaitu dengan membuka outlet mancanegara pertama mereka di Singapura pada bulan Februari 2019 mendatang.

"Beberapa brand lain dari beberapa negara masuk Indonesia dan bawa kopi-kopi mereka. Padahal itu ada juga yang isinya kopi dari Indonesia. Saya justru bawa brand dalam negeri ke luar," kata Dini.

Saat ditanya mengapa memilih Singapura untuk membuka outlet luar negeri pertamanya, Dini mengatakan karena alasan jarak yang dekat dan logistik. Tanamera Coffee juga nantinya bakal buka di area Central Business District (CBD) di Singapura. Kata Dini, area tersebut merupakan tempat teramai di Negeri Singa. Setiap harinya, jutaan orang termasuk para pebisnis dari seluruh dunia melewati area tersebut.

Untuk nilai investasinya sendiri, Dini mengatakan paling banyak ia keluarkan untuk membayar sewa tempat, yang sebulan bisa mencapai Rp350 juta. "Memang mahal, tapi areanya bagus sekali," ujarnya.

Saat ditanya target revenue atau pendapatan, ia mengatakan sekitar Rp7-8 miliar. "Pasti semua sudah dikalkulasikan, makanya saya berani buka," ucapnya.

Sebagai informasi, Tanamera Coffee saat ini telah memiliki 12 petani kopi binaan. Beberapa di antaranya ada di Flores, Toraja, Solok, Ijen, Kintamani dan sebagainya. Mereka juga telah memiliki area processing kopi di Kintamani, Bali.

"Di sana dari mulai petik, panen, ceri dan processing sampai ke beans ready dikirim ke beberapa roasting area kita di Jakarta dan di Bali," ucap Dini.

Setelah dibina oleh Tanamera Cofee, kapasitas produksi petani kopi binaan mereka di Kintamani pun naik menjadi 15 ton per tahun, dari yang tadinya hanya 2 ton per tahun.

"Tahun ini kita panen 20 ton. Tahun depan 30 ton. Itu kita beli semua. Karena mereka ikut metode yang kita kasih ke mereka. Mereka kan sebelumnya kesulitan di bujet. Sekarang kita kasih dana untuk bantu proses ini lebih baik untuk hasil dan rasa yang lebih baik, harga yang lebih baik untuk mereka," ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan, kapasitas tersebut saat ini memang hanya untuk Tanamera Coffee. Tapi begitu mereka bisa menghasilkan lebih banyak, mungkin mereka bisa suplai ke tempat lain.

"Itu mereka bisa jual dengan harga yang cenderung lebih tinggi dan itu income-nya mereka. Yang penting buat kami adalah mereka mau mendengarkan dulu metode yang kami kasih ke petani dan mengikuti proses yang sebenarnya," kata Dini.

Sementara soal banyaknya kedai kopi dan merk kopi lokal lain di Indonesia, menurut Dini, merupakan bagian dari persaingan bisnis yang sehat. Pihaknya pun tidak khawatir akan hal itu, karena filosofi bisnis mereka adalah kualitas.

"Karena costumer itu semua punya preference ya. Malah saya senang berarti industrinya naik. Enggak hanya kopinya, industrinya naik. Jadi orang luar melihat enggak hanya kopinya kita kirim, tapi juga industri buka banyak event skala besar. Itu yang saya suka," ujarnya.

"Costumer kami 90 persen regular costumer. Jadi rata-rata pada saat ada coffee shop baru buka, ramai, mereka mau coba. Tapi balik lagi ke tempat kami. Jadi memang preference lah. Kan itu enggak bisa dipaksa ya. What we need to do actually adalah maintain quality," ucapnya menambahkan.

Go Digital

Untuk menjangkau lebih banyak pelanggan di seluruh Indonesia, belum lama ini Tanamera Coffee juga telah bergabung dengan Shopee. Menurut Dini, alasan pihaknya memilih untuk menjadi seller marketplace tersebut adalah untuk memudahkan pihaknya menjual produk kopi Indonesia.

"Karena Shopee mobile friendly dan juga visi misinya mau support UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah). Buat kami pas sekali. Costumer kami di seluruh indonesia juga bisa merasakan produk kopi kami dengan adanya Shopee ini," kata Dini.

Ia juga mengatakan bahwa setelah bergabung dengan Shopee kurang lebih dua bulan lamanya, dari laporan yang ia dapatkan, produk kopinya paling banyak laku terjual melalui Shopee.

Hal itu juga diamini oleh Head of Goverment Relation Shopee, Radityo Triatmojo. Baru beberapa bulan menjadi seller Shopee, produk Tanamera Coffee yang terjual sudah mencapai ratusan. Testimoni yang mereka dapatkan juga ratusan.

"Kalau di offline, a cup of coffee, klo di kita kan bag-nya (produk kopi kemasan). Jadi ada yang sudah di-roast, ada kapsul. Ada 5-10 produk berbeda yang dijual Tanamera Coffee melalui Shopee. Mungkin sekarang lebih dari itu," ucap Radit ditemui di kesempatan yang sama.

Radit sendiri mengatakan, respons pembeli yang begitu bagus itu dikarenakan kualitas produk kopi Tanamera Coffee yang memang sudah terkenal. Ia lantas menambahkan bahwa zaman sekarang bicara kopi bukan cuma produknya. Yang sebenarnya dijual oleh perusahaan adalah experience atau pengalaman minum kopinya.

"Yang dijual dalam kopi itu experience-nya. Nah, ini kita selain menjadi channel distribusi, tapi juga memberikan pilihan pengalaman online dalam menikmati kopi," kata Radit.