Barista Cantik dari Aceh Ini Curi Perhatian

Trisha Aydilla Monica, Barista Wanita di Kedai Kopi Aceh
Sumber :
  • VIVA/Dani Randi

VIVA – Banda Aceh yang dijuluki sebagai kota seribu satu warung kopi menyimpan keunikan tersendiri. Mustahil rasanya jika tak menjumpai warung kopi di setiap lorong kota itu.

Ngopi, sebuah kalimat ajakan yang nyaris tak bisa ditolak. Hampir seluruh warung kopi selalu terisi, budaya minum kopi menjadi kebiasaan yang tak pernah lepas dari masyarakat Aceh.

Meski warung kopi ada di mana-mana, peracik kopi atau barista wanita tak banyak ditemukan. Kebanyakan dari mereka lebih memilih menjadi kasir, daripada harus berjibaku dengan biji kopi dan mesin penggilingnya.

Hal itu tak berlaku dengan Trisha Aydilla Monica (20) atau akrab disapa Icha. Ia lebih memilih menjadi peracik kopi ketimbang harus menunggu pelanggan di meja kasir.

Kelihaiannya memadu kopi membuatnya kerap jadi pusat perhatian, terutama dari kaum adam. Sesekali ia tersenyum jika pengunjung meliriknya. Matanya selalu ‘awas’ memerhatikan setiap pelanggan yang memasuki warung kopi NA Coffee, tempat dimana ia menjadi barista.

Ditemui VIVA, Icha mengaku baru setahun menjadi barista di warung kopi itu. Baginya, menjadi peracik kopi sebuah hobi, yang berawal dari kesukaanya menyeruput kopi.

“Selain hobi juga bisa menghasilkan pundi rupiah, tapi karena Icha emang suka minum kopi juga sih,” katanya saat ditanya alasan menjadi barista di NA Coffee di kawasan Lampineung, Kamis, 12 April 2018.

Sejak lulus Sekolah Menengah Atas, Icha tidak melanjutkan sekolah dan langsung bekerja sebagai peracik kopi di beberapa coffee shop yang ada di Banda Aceh.

Ketika sedang nongkrong di sejumlah warung kopi di Banda Aceh bersama teman-temannya, di antara mereka ada yang menawarkan belajar cara meracik kopi dengan metode manual brewing.

“Waktu pertama kali Icha coba kok rasanya asyik gitu dan ini saya coba terus hingga sekarang. Belajarnya mulai dari teknik menyeduh kopi dengan manual brew v60 atau v sixty dan beberapa teknik racikan lainnya” ucapnya.

Bagi Icha, ada kesan tersendiri selama belajar meracik kopi. Apalagi ia lebih menyukai menyeduh kopi menggunakan metode manual brewing, meski, ia juga sering meracik dengan mesin espresso.

“Meramu kopi dengan cara manual brewing itu memberikan sensasi rasa minum kopi yang lebih nikmat jika dibandingkan dengan sajian kopi espresso dengan mesin,” sebutnya.

Selain bekerja, Icha juga sering bergabung dengan komunitas barista dan selalu mengikuti event yang diselenggarakan di Aceh. Kegiatan itu diikutinya untuk mengasah kemampuan dalam meracik kopi.