Usia 30-an Tahun Wajib Batasi Konsumsi Kuning Telur
- pixabay/skeeze
VIVA – Untuk mendapatkan tubuh yang sehat, kita membutuhkan asupan makanan yang kaya nutrisi. Semua kandungan gizinya pun harus lengkap, mulai dari karbohidrat, lemak, dan protein.
Meski demikian, kita harus selektif dalam memilih jenis gizi yang kita konsumsi. Lemak contohnya, dr. Samuel Oetoro, SpGK menjelaskan, ada lemak baik dan jahat.
"Lemak yang jahat itu bisa didapat dari makanan seperti donat, kuning telur, dan kentang goreng," ujar Samuel saat ditemui VIVA di Jakarta beberapa waktu lalu.
Sedangkan lemak sehat, bisa didapat dari minyak zaitun, alpukat, ikan, dan kacang-kacangan yang bukan digoreng.
Demikian pula dengan protein, ada yang sifatnya baik dan jahat. Makanan seperti seafood, telur utuh bersama kuningnya, bisa menjadi sumber protein jahat. Tapi, ikan yang dibakar atau dimasak dengan cara dikukus bisa menjadi sumber protein baik.
Samuel selalu menekankan bahwa masyarakat harus waspada dalam mengonsumsi telur beserta kuning telurnya. Terutama bagi mereka yang sudah berusia 30-an tahun.
"Satu butir kuning telur kolesterolnya 200 miligram. Sementara jatah makan (asupan) kolesterol sehari, kalau kadar kolesterolnya normal, maksimal 300 miligram," kata Samuel.
Jadi, jika Anda mengonsumsi satu butir telur beserta kuningnya, jatah konsumsi kolesterol Anda dalam sehari sudah hampir habis. Bayangkan jika setelah itu Anda masih mengonsumsi jenis makanan lainnya yang mengandung kolesterol. Jatah konsumsi kolesterol harian Anda bisa melebihi batas.
"Makan satu butir (telur) saja, jatah sumber kolesterol sudah selesai. Syarat buah sehatnya hilang. Jadi kalau sudah di atas usia 30 (tahun), mulai kurangi jumlah kolesterol masuk," ucap Samuel.