Bukan Cuma Wabah Campak di Asmat, Gizi Buruk juga Melanda
- Pixabay
VIVA – Kejadian Luar Biasa (KLB) campak mencuat di pedalaman Suku Asmat, Papua. Kementerian Kesehatan RI, telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Papua dan terus mengumpulkan sejumlah data yang dibutuhkan dalam menentukan langkah penanggulangan.
Kementerian Kesehatan menerima laporan bahwa RSUD di Asmat menerima rujukan kasus campak atau morbili dan gizi buruk sejak 8 Januari 2018. Jumlah kasus campak tercatat sebanyak 22 pasien.
Di mana, enam pasien menjalani rawat inap dan 16 pasien pulang namun menjalani rawat jalan. Sementara itu, gizi buruk dilaporkan sebanyak 8 pasien (2 pasien rawat inap, 5 pasien rawat jalan, dan 1 pasien meninggal dunia).
Dikutip dari rilis Kementrian Kesehatan RI, yang diterima VIVA, Senin, 15 Januari 2018, berdasarkan laporan dari Dinkes Provinsi Papua, telah dikirimkan tiga ton pemberian makanan tambahan (PMT), 800 vial vaksin campak dan 10.000 pcs jarum suntik 0,5 ml ke Kabupaten Agats, petugas kesehatan dari Dinkes Kabupaten Agats Asmat masih berada di lapangan untuk imunisasi campak secara massal.
Kebutuhan obat lainnya sampai saat ini masih tercukupi. Di tingkat pusat, Ditjen Kesehatan Masyarakat, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Ditjen Pelayanan Kesehatan, dan Balitbangkes tengah menyiapkan tim yang akan melakukan visitasi, supervisi dan pendampingan bagi tenaga kesehatan yang akan diberangkatkan ke Kabupaten Agats, Papua, dalam waktu dekat.
Badan PPSDM (Pengembangan dan Pemberdayaan SDM) Kemenkes juga akan melakukan intervensi, terutama dalam penempatan sumber daya manusia kesehatan (SDMK) di Kabupaten Agats Asmat, baik melalui program Nusantara Sehat, wajib kerja dokter spesialis (WKDS), maupun penugasan khusus individu.