Terlalu Stres Bekerja Picu Potensi Diabetes

Psikolog klinis Elizabeth Santosa mengungkapkan bahwa kata-kata galau tak bisa dijadikan budaya untuk ungkapan yang sederhana. Foto ilustrasi.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Bukan hal yang baru bahwa himpitan rutinitas pekerjaan terkait dengan kadar stres dan depresi seseorang. Tak hanya itu, ternyata kadar stres dalam pekerjaan juga terkait dengan penyakit diabetes.

Sebuah studi baru-baru ini mengungkapkan hal itu. Pekerja yang mengalami peningkatan stres pada pekerjaannya seiring waktu kemungkinan besar bisa mengalami diabetes dibandingkan rekan kerjanya yang tidak stres.

Tim penelitian yang melaporkan di sebuah Layanan Diabetes mengatakan, setelah 12 tahun mengikuti perkembangan, para pekerja yang mengalami peningkatan stres pekerjaan berisiko 57 persen lebih tinggi mengalami diabetes.

Di waktu yang sama, para pekerja yang mengalami penurunan sumber dukungan sosial seperti teman dan keluarga, atau waktu untuk kegiatan rekreasional, berisiko 68 persen lebih tinggi mengalami diabetes.

"Perubahan besar dalam pekerjaan bisa memengaruhi risiko timbulnya diabetes," ujar Mika Kivimaki, peneliti di University College London, Inggris, yang tidak terlibat dalam studi, seperti dikutip laman Reuters.

Karenanya, Kivimaki menambahkan, penting untuk menjaga gaya hidup sehat dan berat badan seimbang, bahkan di masa sibuk pekerjaan.

Dalam studi tersebut, Yulong Lian dari Xinjiang Medical University dan rekan penelitinya memang tidak melaporkan secara pasti bagaimana para pekerja itu bisa menderita diabetes. Lian juga tidak merespons permintaan untuk mengomentari hal tersebut.

Di seluruh dunia, hampir 1 dari 10 orang dewasa mengidap diabetes di tahun 2014. Menurut WHO, penyakit ini diprediksi menjadi penyebab kematian tertinggi nomor 7 pada tahun 2030.

Sebagian besar dari orang-orang ini menderita diabetes tipe 2, yang diasosiasikan dengan obesitas dan penuaan, dan terjadi ketika tubuh tidak bisa secara benar menggunakan atau membuat hormon insulin yang cukup untuk mengubah gula menjadi energi.

Jika dibiarkan tidak diobati, diabetes bisa memicu kerusakan saraf, amputasi, kebutaan, penyakit jantung dan stroke.

Para dokter sudah lama merekomendasikan olahraga, penurunan berat badan dan pola makan sehat untuk mengontrol tekanan darah dan meminimalkan komplikasi penyakit ini.

Meredakan stres juga dianjurkan karena, apakah itu disebabkan oleh pekerjaan atau bukan, stres juga membuat diabetes bertambah buruk dengan membuat gula darah meningkat secara langsung, atau dengan menjalani gaya hidup tidak sehat bisa menyebabkan komplikasi.

Studi ini melihat pada beberapa bentuk stres terkait pekerjaan dan menemukan bahwa apa yang disebut para peneliti sebagai 'tugas penyebab stres', seperti beban kerja berlebih atau tidak mengerti mengenai harapan atau tanggung pekerjaannya, dan tekanan pekerjaan fisik, merupakan kontributor terbesar risiko munculnya diabetes.

Stresor organisasi seperti interupsi, penutupan, atau komunikasi yang buruk tidak muncul sebagai pemicu diabetes. Kendali pada pekerjaan, atau seberapa mampu pekerja memengaruhi aktivitas kerja harian mereka, juga tidak muncul sebagai risiko diabetes.

Studi ini juga menemukan, di antara sumber yang memengaruhi risiko diabetes, penurunan perawatan diri dan kurangnya kemampuan penanganan masalah secara rasional, menjadi yang paling membuat perbedaan.