Blueberry Tingkatkan Efektivitas Radiasi Pada Kanker Serviks
- Pixabay/Azzurrodesign
VIVA – Kanker serviks masih menjadi momok. Di beberapa negara bahkan di Indonesia, penderitanya bertambah. Menurut data WHO pada 2017 terjadi 21 ribu kasus kanker serviks tiap tahunnya sehingga menempati nomor dua dalam jumlah tertinggi di dunia.
Namun sebuah penelitian terbaru berhasil mengungkap bahwa buah blueberry mampu mengatasinya. Dalam penelitian yang dilakukan di University of Missouri School of Medicine, ditemukan bahwa blueberry mengandung resveratrol, atau senyawa yang membantu dalam terapi pengobatan kanker serviks.
"Berdasarkan penelitian sebelumnya, kami mempelajari ekstrak blueberry untuk memastikan apakah itu bisa digunakan sebagai radiosensitiser," Yujiang Fang, profesor di University of Missouri School of Medicine, seperti dilansir Indian Express Rabu, 3 Januari 2017.
Radiosensitiser ialah bahan kimia non-toksik yang membuat sel kanker lebih responsif terhadap terapi radiasi. Selama ini, terapi radiasi menggunakan sinar X berenergi tinggi dan partikel lainnya seperti sinar gamma untuk menghancurkan sel kanker.
"Untuk beberapa jenis kanker, seperti serviks stadium akhir, radiasi merupakan pilihan pengobatan yang baik. Namun, kerusakan sel sehat bisa saja terjadi.
Untuk penelitian yang dipublikasikan di Jurnal Patologi dan Onkologi, peneliti menggunakan sel kanker serviks untuk meniru pengobatan klinis. Garis sel dibagi menjadi empat kelompok yang mencakup kelompok kontrol, kelompok yang hanya menerima radiasi, kelompok yang hanya menerima ekstrak blueberry dan kelompok yang menerima radiasi dan ekstrak.
Para peneliti menemukan bahwa radiasi menurunkan sel kanker sekitar 20 persen. Kelompok sel yang hanya menerima ekstrak blueberry memiliki penurunan 25 persen pada kanker. Namun, penurunan terbesar terjadi pada sel kanker dan kelompok radiasi, dengan penurunan sekitar 70 persen.
"Blueberry sangat umum ditemukan di seluruh dunia. Mereka mudah didapat dan terjangkau. Sebagai pilihan pengobatan alami untuk meningkatkan efektivitas terapi yang ada, saya merasa mereka akan menerima dengan antusias," kata Fang.