Sering Buang Air Kecil Bisa Jadi Gejala Inkontinensia

Ilustrasi toilet.
Sumber :
  • pixabay/ jakobing85

VIVA – Umumnya, frekuensi berkemih atau buang air kecil dilakukan seseorang sebanyak satu kali dalam kurun waktu tiga hingga empat jam. Namun, apabila Anda berkemih dalam frekuensi yang berlebihan, maka bisa jadi terjadi sesuatu dengan tubuh Anda.

Spesialis Urologi dari klikdokter.com, dr.Firtantyo Adi Syahputra, Sp.U menyebut gejala tersebut disebut sebagai inkontinensia urine. Inkontinensia urine adalah salah satu gangguan dalam sistim urine, yang mana seseorang tidak dapat mengontrol proses buang air kecilnya.

"Lebih dari 200 juta orang pernah atau sedang mengalami masalah ini. Dan umumnya, gejala ini diderita wanita empat hingga lima kali lebih banyak dibandingkan pria," ucapnya saat ditemui dalam acara talkshow bertajuk ‘Sulitnya Menahan Buang Air Kecil’ di Balai Kartini. Jakarta, Rabu, 20 Desember 2017.

Dia memaparkan bahwa di kalangan wanita, gangguan sulit menahan buang air kecil ini lebih banyak diderita wanita lanjut usia dengan presentase 22 persen. Itu karena pada wanita lanjut usia, produksi hormon estrogen yang berfungsi untuk mempertahankan kekuatan otot dasar panggul menurun.

"Hormon itu memiliki fungsi untuk mempertahankan kekuatan otot dasar panggul, dibutuhkan untuk memodifikasi organ saluran kencing dan genitalia. Hormon itu dibutuhkan untuk mempertahankan agar bisa berkemih secara normal. Pada saat estrogen turun, otot dasar panggulnya melemah," ujarnya.

Tak hanya orang lanjut usia saja, inkontinensia pun diketahui menyerang anak-anak dan dewasa serta pria. Dari data yang dia sebutkan, diketahui bahwa pasien inkontinensia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta terdiri dari 6 persen anak-anak dan 12 persen usia dewasa.

Beberapa faktor risiko penyebabnya antara lain obesitas, diabetes, banyak anak, prostat, merokok dan cara melahirkan.