Hanya Butuh 14 Hari, Kuman Difteri Sebabkan Kematian

Vaksin difteri
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Asep/Fathulrahman

VIVA – Tidak perlu menunggu hingga berbulan-bulan, sebab racun kuman difteri sangat mematikan. Hanya butuh waktu dua pekan, kematian sudah menunggu di depan mata.

Proses perjalanan kuman difteri, dimulai melalui penularannya dari air liur. Kemudian, kuman difteri akan mendapatkan perlawanan dari tubuh dan berdampak pada tanda selaput putih kotor di tenggorokan.

"Minggu pertama itu, seseorang yang positif difteri akan mengalami masalah jalan napas akibat selaput putih itu. Lalu, minggu kedua, racunnya menyebar ke jantung. Akhir minggu kedua, saraf sudah terganggu," ujar Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM, Prof. Dr. dr. Sri Rezeki S. Hadinegoro, SpA(K) dalam temu media Pelajaran dari KLB Difteri, Ayo Vaksin! di Nutrifood Inspiring Center (NIC), Jakarta, Selasa 19 Desember 2017.

Mereka yang datang ke dokter di saat racun sudah menyebar, kemungkinan besar tidak akan tertolong. “Kalau datang di akhir minggu kedua, kematian pasti tinggi," ujarnya.

Karena itu, dia menjelaskan, pentingnya mengenali gejala difteri. Sebab, seseorang yang dibawa ke dokter dalam kurun waktu di bawah 72 jam usai tertular, atau dalam masa inkubasi kuman dapat mencegah penyakit komplikasi yang rentan terjadi.

Adapun pencegahan paling utama pada difteri ini kembali ditekankan pada peran imunisasi dasar, yang salah satunya vaksin DPT. Konsultan Infeksi Tropik Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM, Dr. dr. Hinki Hindra Irawan Satari, SpA(K) menegaskan, difteri tidak cukup dengan imunisasi dasar. Untuk dewasa, bisa mendapat vaksin Td (tetanus-difteri) di sektor swasta, serta vaksin juga bisa diberikan pada ibu hamil.

"Kekebalan ada masanya, sehingga harus diulang. Setelah tiga dosis imunisasi dasar saat bayi, perlu dilakukan booster di usia 18-24 bulan, lima tahun, dan 10 tahun," ujar Hinki. (asp)