Kasus Kesehatan 2017, Kematian Debora Hingga Wabah Difteri

IMUNISASI DIFTERI JAKARTA
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Widodo S Jusuf

VIVA – Sepanjang 2017, kasus kesehatan di Tanah Air tidak berhenti berdatangan. Mulai dari kematian bayi Debora hingga penyakit difteri yang kini sedang mewabah.

VIVA merangkum empat kasus kesehatan terbesar dan terhangat di Indonesia sepanjang 2017.

1.Kasus kematian bayi Debora

Tiara Debora meninggal pada Minggu 3 September 2017. Kematiannya menjadi kasus yang cukup menghebohkan sebab Debora meninggal dunia akibat terlambat mendapat pertolongan medis di RS Mitra Keluarga Kalideres.

Debora terlambat ditangani tim medis, karena ternyata pihak RS Mitra Keluarga meminta keluarga pasien untuk menyiapkan biaya pengobatan terlebih dahulu. Sementara itu, pihak rumah sakit mengaku telah memberikan penanganan yang dibutuhkan Debora.

Tetapi, Debora harus menjalani perawatan lanjutan di ruang khusus Pediatric Intensive Care Unit, atau PICU. Biayanya mencapai Rp19,8 juta, sedangkan orangtua Debora hanya punya Rp5 juta. Saat sedang mencari rumah sakit rujukan, tiba-tiba kondisi Debora melemah. Bayi tersebut akhirnya meninggal dan dimakamkan di TPU Tegal Alur.

2. Kanker serviks mematikan

Artis serba bisa Julia Perez menghembuskan napas terakhirnya pada Sabtu, 10 Juni 2017. Pemilik nama asli Yuli Rachmawati ini meninggal dalam usia 36 tahun setelah sejak 2014 berjuang melawan kanker serviks yang menderanya.

Ia sempat dinyatakan sembuh dan bisa berkecimpung di dunia hiburan dan mempopulerkan Trio Cecepy. Namun tahun 2016, Jupe mengaku bila kanker serviksnya sudah memasuki stadium akhir.

Ia pun berjuang melawan penyakitnya dan bertahan dengan bantuan medis. Namun nasib berkata lain, Jupe akhirnya menghembuskan napas terakhirnya.

Kabar duka meninggalnya Jupe, menjadi puncak percakapan di beberapa jejaring sosial. Artis seksi yang dikenal ramah ini akhirnya tumbang dengan kanker serviks stadium IV yang mendekapnya.

3. Vaksin MR

Rubela atau campak jerman, merupakan salah satu penyakit menular yang rentan dialami si kecil. Rubela sendiri merupakan penyakit yang berbahaya, karena bisa menyebabkan kelainan pada mata, telinga dan juga penyakit jantung. Tidak hanya itu, ibu hamil yang tertular rubela, bisa memicu kecacatan pada janinnya.

Pemberian vaksin rubella gratis menyasar anak usia 9 bulan-15 tahun. Kementerian Kesehatan RI menjalankan program pemberian vaksin rubela secara cuma-cuma dilakukan pada Agustus hingga September 2017 di seluruh pulau jawa. Sedangkan, fase kedua akan dilakukan pada Agustus-September 2018 mendatang di seluruh wilayah luar pulau jawa.

Penggalakan atas jenis vaksin ini, bukan tanpa alasan. Keduanya disinyalir masih menjadi penyakit menular yang rentan diidap oleh anak.

4. Wabah Difteri

Difteri kembali mewabah di Tanah Air. Setelah hampir satu dekade tak pernah muncul, kini wabahnya kembali mengintai. Penyakit yang disebabkan oleh penularan bakteri Corynebacterium Diptheriae ini tiba-tiba saja sudah menyebar. Sehingga Kementerian Kesehatan akhirnya menetapkan status kejadian luar biasa (KLB). 

Kemenkes mencatat, dalam kurun waktu Januari hingga Desember 2017 ada 135 kabupaten dan kota melaporkan kasus difteri. Secara keseluruhan terdapat peningkatan angka kasus yakni 633 kasus, 38 di antaranya meninggal dunia.

Hingga kini, Kemenkes RI melakukan program ORI (outbreak response Immunization) sejak 11 desember dengan penanganan 3 kali suntikan vaksin difteri. Teknis penyuntikan vaksin ulang ini yakni bulan Desember ini, sebulan kemudian setelah penyuntikan, lalu enam bulan setelah penyuntikan kedua.