Wajib Tahu, Empat Fakta Difteri
- ANTARA/Iggoy el Fitra
VIVA – Kasus difteri yang kembali mewabah, menurut Kementerian Kesehatan RI, berkaitan dengan penolakan terhadap imunisasi akhir-akhir ini. Difteri sendiri merupakan penyakit sangat menular, yang jika tidak ditangani dapat berakibat fatal.
Dilansir dari laman Medical News Today, Selasa, 5 Desember 2017, negara dengan pemakaian vaksin yang rendah, seperti India mencatat banyaknya kasus difteri yang masih menyerang dengan jumlah mencapai ribuan. Pada 2014, WHO mencatat ada 7.321 kasus difteri yang menyerang secara global.
Pada mereka yang tidak divaksin terhadap bakteri penyebab difteri, infeksi tersebut dapat menjadi komplikasi yang parah seperti gangguan pada saraf, gagal jantung hingga kematian. Sekitar 5-10 persen orang yang terinfeksi bakteri difteri akan mengalami kematian.
Berikut daftar fakta-fakta terkait difteri, yang wajib Anda ketahui:
Disebabkan bakteri corynebacterium diphtheriae
Infeksi difteri disebabkan oleh bakteri corynebacterium diphtheriae. Bakteri ini sebelumnya telah diserang virus yang kemudian memproduksi racunnya sebagai bentuk pertahanan diri. Sayangnya, racun itu menjadi penyebab dari gejala difteri, bahkan menjadi pemicu kematian orang yang terinfeksi.
Penularan melalui kontak fisik
Beberapa cara penularan bakteri ini dikaitkan dengan adanya kontak secara fisik dengan penderita yang terinfeksi. Penularannya mencakup udara yang keluar melalui nafas penderita, cairan dari hidung, mukosa tenggorokan dan ludah, luka di kulit serta terpapar darah dari penderita.
Gejala khas pada kulit
Gejala khas difteri terletak pada luka di kulit. Gejala ini biasanya memicu kematian pada penderita. Selain itu, gejala lainnya, yaitu infeksi saluran pernapasan atas yang memproduksi cairan berwarna hijau hingga berdarah. Tanda gejala lainnya, meliputi demam, pembesaran kelenjar di leher, takikardi atau detak jantung di atas normal saat istirahat, mual dan muntah, serta keringat dingin.
Menyerang anak-anak
Sebelum adanya vaksin, difteri menyebar secara luas pada anak-anak dan biasanya berusia di bawah 15 tahun. Kematian akibat difteri juga rentan pada anak berusia bawah lima tahun. (mus)