Korban Bullying di Tempat Kerja Berisiko Alami Diabetes
- Pixabay
VIVA – Menurut sebuah penelitian baru, menjadi korban bullying atau perundungan di kantor bisa meningkatkan risiko diabetes secara dramatis.
Dilansir dari laman Daily Mail, sebuah penelitian di Denmark pada sekitar 46.000 orang menemukan bahwa mereka yang sering menjadi target bullying rekan kerjanya, memiliki kemungkinan 46 persen mengalami penyakit yang mengancam hidupnya.
Ini merupakan pertama kalinya penelitian yang mengaitkan bullying dengan diabetes tipe 2. Para ilmuwan menduga, polanya adalah kemarahan emosional mendorong nafsu makan untuk menenangkan diri.
Penelitian itu menyebutkan bahwa pria lebih rentan mengalami fenomena ini dibanding rekan kerja wanitanya, yakni 61 persen dibanding 36 persen.
Mengalami kekerasan fisik atau ancaman di tempat kerja, biasanya dari kustomer atau pasien dibandingkan dari rekan kerja, meningkatkan risiko bagi pria atau wanita hingga 26 persen.
"Di-bully dianggap sebagai pemicu stres sosial yang bisa mengaktivasi respons stres dan memicu serangkaian proses hilir biologis, yang bisa berkontribusi pada risiko diabetes," jelas Dr Naja Rod, ahli epidemiologi di Universitas Copenhagen.
Para peneliti mengatakan, perubahan yang disebabkan oleh hormon stres bisa menjadi penyebab karena bisa membahayakan metabolisme dan meningkatkan risiko obesitas dengan mengubah pengaturan hormon nafsu makan.
Para peneliti juga mengatakan bahwa bullying di tempat kerja bisa memicu nafsu makan untuk mendapatkan ketenangan.
"Kemungkinan besar baik bullying di tempat kerja dan kekerasan bisa mendorong perilaku makan hanya untuk mendapat ketenangan, atau meningkatkan risiko mengalami emosi negatif, dan lebih lanjut berkontribusi pada penambahan berat badan dan selanjutnya mengakibatkan diabetes tipe 2," kata Rod. (hd)