Bahaya Diabetes Gestasional pada Wanita
- Pixabay/Unsplash
VIVA – Data international Diabetes Federation 2017 mengungkapkan bahwa lebih dari 199 juta perempuan di dunia hidup dengan diabetes.
Sementara 2 dari 5 di antaranya mengidap diabetes gestasional atau diabetes yang muncul ibu hamil.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Dr. Lily Sriwahyuni Sulistyowati, MM juga menyatakan, sekitar 20,9 juta atau 16,2 persen proses kelahiran di tahun 2015 menunjukkan tanda-tanda hiperglikemia (kondisi kadar gula darah tinggi) selama masa kehamilan.
Lily mengatakan, 85,1 persen di antaranya disebabkan oleh Diabetes Melitus Gestasional (GDM). Meskipun GDM adalah keadaan sementara yang dialami ibu hamil, namun penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50 persen perempuan dengan GDM akan terkena diabetes tipe 2 dalam rentang waktu 5-10 tahun setelah melahirkan.
Meski demikian, Lily mengungkapkan bahwa risiko diabetes tersebut sebetulnya bisa dikurangi, salah satunya dengan menjalankan pola hidup sehat dan mengerjakan aktivitas fisik. Namun, bagi perempuan hamil, tentu tidak bisa sembarangan melakukan aktivitas fisik.
"Iya (disarankan) aktivitas fisik, tapi yang diwajibkan memeriksakan secara berkala, minimum empat kali selama masa kandungan, kita bisa melihat kemungkinan komplikasi, dan disesuaikan," ungkap Lily saat ditemui di Kuningan, Jakarta, Selasa 14 November 2017.
Misalnya saja, lanjut dia, ketika mengandung sangat rawan sekali perdarahan. Oleh sebab itu tidak disarankan bagi mereka yang mengalami kondisi ini melakukan aktivitas fisik berat.
"Kalau sehat-sehat bisa, saja tapi bukan yang gymnastic, yang heboh. Tapi bisa dengan SKJ, atau mungkin senam kehamilan, itu sangat baik sekali untuk ibu yang sedang dalam masa kehamilan," kata Lily.
Dia juga menegaskan, bagi ibu hamil yang terpenting ialah melakukan aktivitas fisik yang sesuai dengan takarannya. Dan tentu saja dengan konsultasi ke dokter kandungan secara rutin.